Setiap kampung akan membuat Lampu Colok dari botol bekas yang diisi minyak dan sumbu, kemudian disusun rapi menyerupai bentuk masjid. Sinar api yang memancar dari ornamen-ornamen yang menyerupai masjid tersebut membuat mata semua orang tertuju dan takjub.
Festival Lampu Colok biasanya juga dipertandingkan antar Kecamatan, dan telah menjadi bagian dari khasanah warisan budaya tempo dulu yang masih bertahan hingga sekarang. Kini, Festival Lampu Colok juga telah menjadi agenda wisata bagi beberapa daerah, seperti di Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kabupaten Bengkalis.
Tradisi Lampu Colok di Riau merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat melestarikan budaya dan merayakan momen suci bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Dalam era modern yang serba canggih, tradisi Lampu Colok di Riau tetap menjadi warisan budaya yang dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat setempat. Melalui Festival Lampu Colok yang diadakan setiap tahun, tradisi ini terus hidup dan menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dekat budaya dan kearifan lokal Riau.
Selain itu, Lampu Colok juga menjadi simbol kebersamaan dan kerukunan antarwarga. Pada saat menjelang malam Idul Fitri tiba (biasanya dimulai pada malam ke-27 Ramadan), seluruh rumah dihiasi dengan cahaya indah dari Lampu Colok yang saling bersinar.
Namun, meskipun tradisi Lampu Colok masih terjaga dengan baik, tantangan tetap ada. Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat dapat mempengaruhi minat dan partisipasi dalam mempertahankan tradisi ini. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengapresiasi dan merawat warisan budaya lokal, termasuk tradisi Lampu Colok, agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Tradisi Lampu Colok, sebenarnya, tidak hanya terdapat di Riau, tetapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia, seperti Sumatra Utara dan Aceh. Lampu Colok di Sumatera Utara dan Aceh juga memiliki perbedaan dalam makna dan penggunaannya.
Di Sumatera Utara, Lampu Colok sering digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan, upacara kematian, atau dalam rangkaian acara perayaan budaya. Sementara itu, di Aceh, Lampu Colok sering digunakan dalam acara keagamaan dan sering kali diletakkan di sekitar masjid atau tempat-tempat ibadah sebagai simbol cahaya dan penanda tempat ibadah.
Lampu Colok merupakan tradisi unik dan khas yang masih dilestarikan oleh masyarakat Riau dalam merayakan Idul Fitri. Tradisi ini memiliki makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam, serta memberikan cahaya indah dan kehangatan dalam momen bersejarah tersebut.