Setibanya di masjid, Ahmad pun bergabung dengan jamaah lainnya untuk menjalankan shalat tarawih. Ia merasa tenang dan khusyuk dalam menjalankan ibadah tersebut.
Sementara itu, Farhan menunggu di luar masjid. Ia tidak ingin mengganggu ibadah saudaranya dan memilih untuk menunggu hingga shalat selesai. Selama menunggu, Farhan pun merenungkan tentang arti dari puasa dan shalat bagi saudaranya.
Setelah shalat tarawih selesai, Ahmad pun keluar dari masjid dan menemukan Farhan masih menunggunya di luar. Ahmad merasa senang dan berterimakasih pada saudaranya atas dukungannya.
Farhan pun menawarkan untuk mengantarkan Ahmad pulang ke rumah, dan Ahmad dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Selama perjalanan pulang, mereka berbicara tentang pengalaman yang mereka miliki selama hari itu.
Ahmad merasa senang bisa merasakan pengalaman yang berbeda dalam berbuka puasa, sementara Farhan merasa senang bisa membantu saudaranya dan memahami arti pentingnya puasa dan shalat bagi Ahmad.
Ketika tiba di rumah Ahmad, Farhan pun berpamitan dan berjanji untuk bertemu lagi di hari berikutnya. Ahmad merasa terharu dengan tindakan saudaranya yang peduli dan menghargai keyakinannya, sementara Farhan merasa senang bisa memberikan dukungan dan cinta kepada saudaranya.
Meskipun memiliki keyakinan agama yang berbeda, Ahmad dan Farhan tetap bisa saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Mereka memilih untuk fokus pada persamaan mereka sebagai saudara, bukan perbedaan keyakinan agama yang mereka miliki.
Akhir dari cerita ini menyiratkan bahwa meskipun beda keyakinan, keduanya tetap memiliki hubungan yang baik dan saling menghargai, bagaimana menurut Kompasianer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H