Saat ini, terdapat banyak jenis cybersecurity, termasuk perangkat lunak antivirus dan firewall. Keamanan dunia maya (cyberattack) adalah bisnis besar. Sebuah perusahaan penelitian dan penasehat teknologi memperkirakan bahwa bisnis akan menghabiskan lebih dari USD 188 miliar untuk keamanan informasi pada tahun 2023.
Namun demikian, terlepas dari langkah-langkah ekstensif yang diterapkan organisasi untuk melindungi diri mereka sendiri, seringkali mereka tidak bertindak cukup jauh. Penjahat dunia maya terus mengembangkan metode mereka untuk memanfaatkan perubahan konsumen dan celah yang baru terungkap.
Pada saat dunia dengan tergesa-gesa beralih ke pekerjaan jarak jauh (WFO) di awal pandemi, penjahat dunia maya memanfaatkan kerentanan perangkat lunak baru untuk mengacaukan sistem komputer. Pusat Pengaduan Kejahatan Internet dari Biro Investigasi Federal AS (FBI) melaporkan peningkatan hampir 50 persen dalam dugaan kejahatan internet pada tahun 2020 dari tahun 2019. Kerugian yang dilaporkan melebihi USD 4,2 miliar.
Risiko dunia maya tidak statis, dan tidak pernah hilang. Hanya dengan mengambil sikap yang dinamis dan berwawasan ke depan, perusahaan dapat mengikuti keadaan saat ini dan mengurangi gangguan di masa depan. Tiga tren cybersecurity utama ini mungkin memiliki implikasi terbesar bagi organisasi:
- Akses sesuai permintaan ke platform data dan informasi di mana-mana sedang berkembang. Pergeseran baru-baru ini menuju platform seluler dan pekerjaan jarak jauh memerlukan akses berkecepatan tinggi ke kumpulan data besar yang ada di mana-mana. Ketergantungan ini memperburuk kemungkinan pelanggaran. Organisasi mengumpulkan lebih banyak data dari sebelumnya tentang pelanggan mereka, sehingga pelanggaran semacam itu bisa sangat merugikan. Untuk menyimpan, mengelola, dan melindungi data, organisasi memerlukan platform teknologi baru.
- Peretas menggunakan AI (Artificial Intelligence), pembelajaran mesin, dan teknologi lainnya untuk meluncurkan serangan yang semakin canggih. Lewatlah sudah hari-hari para peretas bertudung (the hacker in a hoodie) bekerja sendirian di ruangan dengan nuansa gelap. Saat ini, peretasan adalah industri bernilai miliaran dolar, lengkap dengan hierarki kelembagaan dan anggaran R&D (Research & Development). Penyerang yang menggunakan alat canggih seperti AI, otomatisasi, dan pembelajaran mesin akan memotong siklus hidup serangan end to end dari minggu ke hari atau bahkan berjam-jam. Teknologi dan kemampuan lain membuat bentuk serangan yang diketahui, seperti ransomware dan phishing, lebih mudah dipasang dan lebih umum.
- Lanskap peraturan yang berkembang dan kesenjangan yang terus berlanjut dalam sumber daya, pengetahuan, dan bakat berarti bahwa organisasi harus terus berkembang dan menyesuaikan pendekatan cybersecurity mereka. Banyak organisasi tidak memiliki cukup pengetahuan, talent, dan keahlian (skills) dalam cybersecurity. Kekurangan tumbuh karena regulator meningkatkan pemantauan cybersecurity di perusahaan.
Ketiga tren cybersecurity tersebut diprediksi McKinsey selama tiga hingga lima tahun ke depan agar organisasi dapat tetap menjadi yang terdepan dalam melawan cyberattack.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H