Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Paradox Ramadhan dan Kisah Inspiratif Sekelompok Remaja

9 April 2023   05:47 Diperbarui: 9 April 2023   09:14 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan telah memasuki hari ke-18, namun fenomena yang ada semakin paradox. Kota Jakarta mulai dipenuhi oleh pengemis dan gelandangan, yang tersebar di setiap sudut jalan. Entah dari mana mereka. Setiap sudut jalan di Jakarta, pasti menemukan pengemis, pengamen, dan pemulung.

Jumlah mereka tak sedikit dan menyeruak di tengah-tengah kehidupan Jakarta. Mereka mencari kehidupan di mana-mana dan mengejar harapan serta belas kasihan dari orang-orang yang masih memiliki hati. Namun, kehidupan di kota ini tetap egois dan padat.

Di sisi lain, kehidupan orang berduit tetap terus berjalan. Meskipun bulan Ramadhan, hotel-hotel berbintang dan tempat-tempat hiburan elite masih ramai dikunjungi. Mereka menumpuk makanan dan baju untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri, sementara orang-orang yang kurang mampu harus bertahan hidup dengan sisa-sisa makanan yang dibuang ke tempat sampah.

Hari-hari berlalu, dan masjid-masjid mulai sepi dari jamaahnya. Anak-anak muda lebih banyak berkeliaran tanpa arah, sementara orangtua tidak terlalu memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anak mereka. Identitas dan simbol-simbol Islam perlahan-lahan hilang, dan kekhusyukan beribadah menjadi semakin jarang terlihat.

Namun, di tengah semua itu, ada satu kelompok kecil yang masih berusaha untuk menemukan makna sebenarnya dari Ramadhan. Mereka adalah kelompok remaja masjid dari sebuah pelosok Jakarta. Dengan segala keterbatasan dan berjuang untuk mempertahankan identitas Islam mereka, mereka tetap bersatu dan saling mendukung.

Dokpri
Dokpri

Di malam-malam Ramadhan, mereka berkumpul di masjid dan membaca Al Qur'an bersama-sama. Mereka juga mengadakan acara buka puasa bersama masyarakat, dan berusaha untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung di sekitar mereka dengan membuat pasar amal dan sedekah sampah, yang sekaligus sebagai upaya penyelamatan bumi. Mereka telah berusaha untuk membagi dan memberikan yang terbaik dari yang mereka miliki.

Kelompok remaja ini mungkin hanya sekelompok kecil, namun semangat dan tekad mereka untuk menemukan makna Ramadhan yang sebenarnya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka percaya bahwa dengan tetap berjuang dan berusaha, mereka akan menemukan jalan yang benar dan berarti dalam hidup mereka.

Kelompok remaja masjid tersebut mungkin terlihat kecil, tetapi semangat mereka untuk menemukan makna sebenarnya dari Ramadhan tidak dapat dianggap enteng. Mereka telah memutuskan untuk memanfaatkan bulan suci ini untuk mencari jalan kebenaran dan arti yang lebih dalam dalam hidup mereka.

Meskipun mungkin ada banyak godaan dan cobaan di sepanjang jalan mereka, tetapi kelompok ini memilih untuk tetap berjuang dan berusaha. Mereka mempercayai bahwa dengan usaha keras dan keyakinan yang kuat, mereka akan menemukan makna sejati dari Ramadhan dan juga mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun