Kita sering mendengarkan kata Muslim dan Mukmin. Tidak sedikit insan yang menganggap pengertian Muslim dan Mukmin itu sama saja, padahal merupakan dua kategori seseorang penganut Islam yang berbeda. Secara singkat, seorang Muslim adalah seseorang yang mengikuti ajaran Islam, sedangkan seorang Mukmin adalah seseorang yang memiliki keimanan yang kuat pada ajaran Islam.
Muslim secara harfiah berarti "orang yang menyerah" atau "orang yang tunduk" kepada kehendak Allah, dan ini adalah syarat utama untuk menjadi seorang penganut Islam. Dalam konteks Islam, Muslim dianggap sebagai orang yang menerima dan mengikuti lima pilar Islam, yaitu Syahadat (pengakuan bahwa hanya ada satu Tuhan), Shalat (menyembah Allah Yang Maha Esa), Zakat (pemberian charity kepada pihak-pihak yang membutuhkan), Puasa (wajib selama Ramadhan), dan Haji (ziarah ke Mekah).
Sementara itu, Mukmin diartikan sebagai "orang yang memiliki keimanan yang kuat" atau "orang yang benar-benar percaya" dalam ajaran Islam. Seorang Mukmin bukan hanya sekedar memenuhi syarat-syarat formal sebagai Muslim, tetapi juga memiliki keyakinan yang dalam dan menjalankan tindakan sesuai dengan keyakinan tersebut.
Dalam Islam, keimanan Mukmin dianggap lebih tinggi daripada status Muslim, karena Mukmin memiliki kepercayaan yang kuat pada Allah dan memiliki kualitas seperti ketaqwaan, ketulusan hati, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup.
Secara ringkas, dapat kita simpulkan bahwa Muslim adalah seseorang yang mengikuti ajaran Islam, sedangkan Mukmin merupakan seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat dan menjalankan ajaran Islam dengan penuh kesadaran. Seorang Muslim belum tentu menjadi Mukmin, karena menjadi Muslim hanya memenuhi syarat-syarat formal, sementara menjadi Mukmin melibatkan keyakinan yang kuat pada ajaran Islam dan pengamalan yang konsisten dari ajaran tersebut.
Sementara itu, setiap Mukmin pasti seorang Muslim, karena keimanan yang kuat pada ajaran Islam adalah salah satu dari lima pilar Islam yang harus dipenuhi untuk menjadi Muslim. Dalam Islam, keimanan dan pengamalan ajaran adalah dua aspek yang saling terkait dan saling melengkapi. Dengan demikian, menjadi seorang Mukmin tidak hanya berarti memenuhi syarat-syarat formal sebagai Muslim, tetapi juga memiliki keyakinan yang kuat pada ajaran Islam dan mempraktekkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hari ini, kita sudah berada di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah saatnya mengikuti training akbar dalam meningkatkan kualitas diri. Ibarat sebuah perusahaan, Ramadhan adalah saatnya melakukan reskilling dan peningkatan kompetensi serta capability. Bagi seorang Muslim, bulan Ramadhan dianggap sebagai waktu yang sangat penting untuk meningkatkan keimanan dan kekhusyukan dalam beribadah sehingga dapat menjadi lebih dekat dengan Allah. Dalam bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kegiatan ibadah seperti melengkapi shalat wajib dengan shalat sunah, membaca Al-Quran, bersedekah, dan melakukan amalan kebaikan lainnya.
Selama bulan Ramadhan, seseorang dapat memperkuat hubungannya dengan Allah dan meningkatkan keimanan dengan mengikuti ajaran Islam secara lebih konsisten dan bertekad untuk menghindari segala bentuk perilaku negatif. Selain itu, bulan Ramadhan juga memberikan kesempatan untuk berlatih lebih banyak kesabaran dan belajar mengendalikan diri dari hawa nafsu, yang dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kualitas kepribadiannya.
Namun demikan, menjadi seorang Mukmin tidak hanya tentang meningkatkan aktivitas ibadah pada bulan Ramadhan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam mengamalkan ajaran Islam sepanjang tahun. Oleh karena itu, selain meningkatkan aktivitas ibadah pada bulan Ramadan, penting bagi seorang Muslim untuk menjaga kekhusyukan dalam beribadah sepanjang tahun dan konsisten dalam mengikuti ajaran Islam.
Dengan demikian, bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi seorang Muslim untuk memperkuat hubungannya dengan Allah dan meningkatkan keimanan menjadi seorang Mukmin. Akan tetapi, upaya untuk menjadi Mukmin harus dilakukan sepanjang waktu dan bukan hanya saat Ramadan saja.
Sebagai seorang Muslim, jika tidak memanfaatkan waktu Ramadhan untuk meningkatkan dirinya menjadi seorang Mukmin, maka akan kehilangan peluang besar. Bulan Ramadhan adalah waktu yang istimewa karena selama satu bulan penuh, pintu ampunan Allah dibuka lebar dan umat Muslim diberikan kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan dan memperbaiki diri.
Jika saat Ramadhan, seorang Muslim tidak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan keimanan dan kualitas dirinya, maka ia merugi dalam arti kehilangan kesempatan berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Untuk menjadi seorang Mukmin yang sejati, seorang Muslim harus menjalankan dan mempertahankan ajaran Islam secara konsisten dalam kehidupan sehari-harinya, walau Ramadhan berlalu. Beberapa hal yang harus dilakukan dan dipertahankan oleh seorang Muslim agar ia menjadi Mukmin sejati sepanjang waktu adalah sebagai berikut:
- Memperkuat keimanan: Seorang Muslim harus terus memperkuat keimanan dengan mengikuti ajaran Islam dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, bersedekah, dan lain sebagainya. Sejatinya seorang Muslim mampu mengamalkan ajaran Islam dengan konsisten dan ikhlas, serta berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya dari waktu ke waktu.
- Memperbaiki akhlak: Seorang Muslim harus berusaha untuk memperbaiki akhlak dan perilaku yang baik, seperti jujur, sabar, ikhlas, murah hati, dan sopan santun. Hal ini akan membantu seseorang untuk menjadi lebih baik dalam hubungannya dengan Allah dan juga dengan sesama manusia.
- Membantu sesama: Seorang Muslim harus selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, selalu bersikap ramah dan menghormati orang lain, serta membantu mereka dalam kesulitan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sedekah, membantu orang lain yang membutuhkan, atau memberikan nasihat yang baik.
- Menjauhi perbuatan dosa: Seorang Muslim harus mampu menjaga diri dari perbuatan dosa dan segala bentuk perilaku negatif, serta berusaha untuk memperbaiki diri dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Hal ini akan membantu seseorang untuk menjaga kesucian hati dan pikirannya, sehingga lebih dekat dengan Allah.
- Terus berdoa: Seorang Muslim harus selalu memperbanyak doa dan dzikir kepada Allah, serta berusaha untuk selalu merasa dekat dengan-Nya dan memohon bantuan serta rahmat-Nya dalam setiap langkah hidup. Doa adalah sarana penting dalam menghubungkan diri dengan Allah dan meraih keberkahan-Nya.
- Terus belajar dan memperbaiki diri: Seorang Muslim harus selalu berusaha untuk belajar dan memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dalam kehidupannya. Memperbanyak membaca Al Quran dan mempelajari makna dan hikmah dari ayat-ayat yang dibaca, serta berusaha untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Belajar dan memperbaiki diri dapat dilakukan dengan membaca buku-buku tentang Islam, mengikuti kajian agama, atau berkonsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman dalam menjalankan ajaran Islam.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa untuk menjadi seorang Mukmin sejati dibutuhkan komitmen dan upaya yang konsisten dalam menjalankan ajaran Islam dan memperbaiki diri setiap saat, bukan hanya pada bulan Ramadhan. Seorang Mukmin akan memiliki kehidupan yang lebih baik setelah Ramadhan berlalu, bagaikan seseorang yang naik kelas atau meningkat kompetensi dan kapabilitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H