Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memahami Persepsi Masing-masing Generasi terhadap Perbankan

21 Maret 2023   19:52 Diperbarui: 21 Maret 2023   19:54 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan ekonomi dan persaingan saat ini membuat status quo tidak dapat dipertahankan untuk industri perbankan. Kemerosotan ekonomi makro yang terkait dengan pandemi Covid-19 kemudian berlanjut dengan inflasi, memanasnya geoplolitik, kenaikan suku bunga, gangguan rantai pasokan, dan banyak hal lain lagi . Belum masalah-masalah itu teratasi, muncul gejolak lain seiring dengan runtuhnya SVB (Silicon Valley Bank) dan Signature Bank di Amerika dan krisis Credit Suisse yang mengkhawatirkan dunia perbankan  serta perekonomian global.

Bagi bank secara global, kombinasi volatilitas ekonomi makro dan gangguan geopolitik pada tahun 2022 dan berlanjut dengan krisis lembaga keuangan di tahun 2023 membalikkan banyak asumsi dan mengakhiri stabilitas relatif selama lebih dari satu dekade. Dunia perbankan terus menekan laba industri, dengan sedikit ekspektasi perubahan haluan dalam waktu dekat. Sementara itu, lanskap kompetitif menjadi lebih menantang karena teknologi digital menurunkan hambatan untuk masuk dalam kompetisi. Dengan fintech yang menarik jutaan pelanggan baru, bank menghadapi kebutuhan akan tindakan berani yang semakin mendesak dari hari ke hari.

Dunia perbankan, tidak bisa lagi berdiam diri, tetapi harus lebih agresif dan memahami kebutuhan masing-masing generasi yang berbeda. Dengan demikian, perbankan dapat memenuhi kebutuhan transaksi keuangan dari masing-masing generasi.

Lembaga perbankan, saat ini harus mampu memahami gambaran umum tentang persepsi masing-masing generasi terhadap transaksi keuangan dan perbankan, baik itu Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z, dan Generasi Alpha yang tidak lama lagi juga akan membutuhkan jasa transaksi keuangan sendiri.

Baby Boomers (lahir antara tahun 1946-1964) tumbuh pada masa ketika perbankan masih berkembang dan terjadi revolusi teknologi dalam bidang keuangan. Oleh karena itu, sebagian besar Baby Boomers lebih menyukai transaksi keuangan yang dilakukan secara tradisional seperti menyimpan uang di bank dan melakukan transaksi menggunakan cek atau kartu kredit. Baby Boomers juga cenderung mempertimbangkan reputasi bank atau institusi keuangan dalam memilih tempat untuk menyimpan uang mereka.

Generasi X (lahir antara tahun 1965-1979) merupakan generasi yang tumbuh pada saat teknologi mulai berkembang dengan pesat. Gen X terbiasa dengan transaksi keuangan yang lebih efisien dan cepat, seperti transfer uang secara online dan penggunaan kartu debit atau kredit. Namun, mereka juga masih terikat dengan nilai-nilai tradisional seperti menabung di bank dan mencari investasi yang aman.

Generasi Y (atau Millennials, lahir antara tahun 1980-1995) adalah generasi yang paling terbiasa dengan teknologi. Gen Y mengandalkan aplikasi keuangan dan transaksi online untuk mengelola keuangan mereka. Generasi ini juga cenderung lebih memilih investasi yang berkelanjutan dan sosial serta menganggap keamanan dan privasi data sebagai prioritas dalam melakukan transaksi keuangan.

Generasi Z (lahir antara tahun 1996-2012) tumbuh pada era teknologi modern dan terbiasa dengan berbagai aplikasi keuangan dan pembayaran digital. Gen Z cenderung lebih memilih metode pembayaran non tunai dan lebih terbuka terhadap teknologi baru seperti mata uang kripto dan pembayaran melalui dompet digital.

Generasi Alpha (lahir setelah tahun 2012) masih sangat muda, sehingga masih sulit untuk menggambarkan persepsi mereka terhadap transaksi keuangan dan perbankan. Namun, mengingat Generasi Alpha tumbuh dengan teknologi modern dan kemungkinan akan semakin mengandalkan pembayaran digital dan transaksi online.

Untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan dan memenuhi preferensi masing-masing generasi, perbankan harus dapat menyediakan layanan dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi setiap generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun