Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Setiap Generasi dalam Ekonomi Ramah Lingkungan dan Program Net Zero

21 Maret 2023   09:30 Diperbarui: 21 Maret 2023   09:33 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Get to Net Zero 2050 (Photo by Merza Gamal)

Tantangan baru dan peluang telah muncul bagi para penggerak bisnis hijau (ekonomi ramah lingkungan) dan program Net Zero yang dicanangkan sebelum tahun 2050.

Net Zero merupakan konsep dimana suatu organisasi atau perusahaan mencapai kesetimbangan antara emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dan emisi yang dihilangkan dari atmosfer. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi emisi yang dihasilkan dan meningkatkan upaya dalam menghapus emisi dari atmosfer.

Transisi Net Zero sedang berjalan dengan baik, tetapi tidak terjadi dengan cukup cepat. Pertumbuhan teknologi iklim utama, termasuk tenaga angin dan surya serta kendaraan listrik telah ikut membantu mempercepat upaya dekarbonisasi di seluruh dunia. Solusi seperti hidrogen hijau dan penyimpanan energi jangka panjang kini mulai tersedia. Jika solusi tersebut ditingkatkan, diperkirakan akan dapat mengurangi emisi global lebih jauh lagi.

Demikian pula dengan industri fesyen, ternyata merupakan salah satu industri yang ikut merusak keseimbangan alam dan boros air. Menurut laporan Ellen MacArthur Foundation, industri fesyen menggunakan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lima juta orang dan penyumbang 10 persen emisi karbon global tahunan.

Beberapa data menunjukkan bahwa industri fesyen menghasilkan sekitar lima gigaton [emisi gas rumah kaca setiap tahun], setara dengan gabungan dari semua emisi yang dihasilkan penerbangan internasional dan pelayaran laut. Oleh karena itu, pakaian bekas juga menjadi permasalan besar dalam ekonomi hijau dan program Net Zero.

Salah satu upaya untuk mengurangi kontribusi industri fesyen dalam merusak keseimbangan alam, Edwin Keh, CEO Institut Penelitian Tekstil dan Pakaian Hong Kong melakukan eksperimen hebat berupa Sistem Daur Ulang Garmen ke Garmen (G2G) yang merupakan bisnis daur ulang ritel. Toko pertama dibuka pada tahun 2019 dan masih beroperasi secara mandiri hingga saat ini.

Namun kecepatan peningkatan teknologi yang dilakukan di atas belum sejalan dengan proyeksi pemanasan bumi. Pemerintah dan perusahaan telah melakukan pekerjaan yang mengagumkan dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi iklim hingga saat ini, namun percepatan yang signifikan diperlukan untuk memenuhi target net-zero dan mencegah efek paling mengerikan dari perubahan iklim. Dan, peranan masyarakat dari setiap generasi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Net Zero sebelum tahun 2050 dan ikut aktif dalam transaksi ekonomi ramah lingkungan.

Image: Skenario Ne Zero 2050 oleh NGFS 9File by Merza Gamal)
Image: Skenario Ne Zero 2050 oleh NGFS 9File by Merza Gamal)

Lantas, bagaimana pandangan dan dukungan masing-masing generasi (Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z, dan Gen Alpha) terhadap Net Zero?

Pandangan dan dukungan masing-masing generasi terhadap Net Zero mungkin bervariasi, namun pada umumnya dapat dijelaskan secara ringkas dalam artikel sederhana ini.

Baby Boomers (lahir antara 1946 dan 1964) mungkin kurang akrab dengan istilah Net Zero. Akan tetapi secara umum mereka lebih memperhatikan isu lingkungan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka biasanya memiliki sikap yang pro lingkungan dan ingin meninggalkan planet yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Gen X (lahir antara 1965 dan 1980) cenderung menjadi generasi yang terlibat dalam gerakan lingkungan sejak awal. Gen X menyadari pentingnya tanggung jawab pribadi dan kolektif dalam menjaga lingkungan. Mereka juga sering kali memilih produk dan layanan yang ramah lingkungan.

Gen Y/Millennials (lahir antara 1981 dan 1996) merupakan generasi yang tumbuh dengan akses mudah ke teknologi dan informasi. Oleh karena itu, Gen Y cenderung lebih terbuka terhadap ide dan solusi baru untuk mengatasi perubahan iklim. Mereka juga lebih memperhatikan masalah sosial dan lingkungan, dan memiliki harapan tinggi terhadap perusahaan dan pemerintah untuk bertindak.

Gen Z (lahir antara 1997 dan 2012) merupakan generasi yang tumbuh dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat. Banyak Gen Z yang mengharapkan aksi konkret dalam mengatasi perubahan iklim (climate change). Mereka sangat sadar akan dampak lingkungan dari kebiasaan konsumsi mereka. Gen Z cenderung memilih merek dan produk yang ramah lingkungan, demikian pula dalam berpakaian. Mereka juga lebih terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru untuk mengatasi perubahan iklim.

Gen Alpha (lahir setelah 2012) sebagai generasi termuda dan sedang tumbuh di tengah-tengah perubahan lingkungan dan iklim yang semakin memprihatinkan. Gen Alpha akan menjadi generasi pertama yang hidup di dunia saat Net Zero merupakan tujuan utama. Oleh karena itu, mereka mungkin lebih terbuka terhadap inovasi dan solusi baru dalam menjaga lingkungan.

Secara umum, generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru untuk mengatasi perubahan iklim. Sementara itu, generasi yang lebih tua cenderung lebih peduli terhadap masalah lingkungan dan berkomitmen untuk meninggalkan planet yang lebih baik untuk generasi mendatang. Namun demikian, setiap individu memiliki pandangan yang unik dan bisa jadi tidak sepenuhnya mencerminkan tren umum dari generasi mereka.

Meskipun berbeda pandangan, masing-masing generasi dapat diharapkan peranan mereka dalam ekonomi ramah lingkungan dan program Net Zero 2050.

Generasi yang lebih tua (Baby Boomer dan Gen X) dapat memainkan peran penting dalam membantu mengarahkan perusahaan dan organisasi menuju praktik bisnis yang lebih berkelanjutan. Kedua generasi tersebut memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas tentang bagaimana perusahaan dan organisasi bekerja, serta bagaimana keputusan diambil. Sebagai pemimpin dan pengambil keputusan, mereka dapat memastikan bahwa bisnis mengadopsi praktik ramah lingkungan dan berkontribusi pada program Net Zero 2050.

Generasi milenial dan Gen Z memiliki potensi besar dalam mempercepat transisi ke ekonomi ramah lingkungan dan program Net Zero 2050. Gen Y  dan Gen Z terkenal dengan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam menciptakan solusi inovatif. Mereka dapat mengambil peran penting dalam mengembangkan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan. Mereka juga dapat mempercepat adopsi solusi ramah lingkungan.

Sementara itu, Generasi Alpha sebagai generasi yang lahir tahun 2012 dan sesudahnya, masih sangat muda dan belum memiliki pemahaman yang matang mengenai isu lingkungan dan ekonomi berkelanjutan. Namun, sebagai generasi yang tumbuh di tengah-tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin parah, mereka harus menjadi fokus utama dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran dan aksi di masa depan.

Pendidikan dan pengajaran tentang lingkungan dan keberlanjutan harus dimulai sejak dini dalam kehidupan Generasi Alpha. Keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengajarkan nilai-nilai lingkungan dan memberikan pemahaman mengenai pentingnya upaya untuk menciptakan keberlanjutan lingkungan.

Keluarga dan orang tua dalam hal ini memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran dan sikap anak-anak Generasi Alpha terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Mereka dapat memperkenalkan anak-anak pada kegiatan-kegiatan yang bersifat ramah lingkungan, seperti daur ulang, penggunaan produk ramah lingkungan, atau bahkan kunjungan ke taman nasional atau tempat-tempat terdekat yang bersifat edukatif terkait isu lingkungan.

Selain itu, program pendidikan dan kegiatan di sekolah, sejak dini, juga harus memperkenalkan anak-anak pada konsep ekonomi ramah lingkungan dan program Net Zero. Dengan demikian, Generasi Alpha dapat tumbuh dan berkembang dengan pemahaman yang kuat tentang keberlanjutan dan peran pentingnya dalam menjaga lingkungan hidup untuk masa depan yang lebih baik.

Pada intinya, semua generasi dapat berkontribusi pada perubahan kecil yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung industri fesyen daur ulang. Dalam transportasi memilih transportasi umum atau berkendara dengan mobil yang lebih efisien energi. Dan, selalu memilih produk yang lebih berkelanjutan. Hal yang terpenting adalah adanya kolaborasi antar-generasi untuk berperan dan mewujudkan ekonomi ramah lingkungan dan program Net Zero.

Dalam rangka mencapai tujuan Net Zero 2050, sudah seharusnya diperlukan kolaborasi dan kerja sama antara generasi untuk menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam cara kita bekerja, hidup, dan berinteraksi dengan lingkungan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun