Oleh karena itu, jika ada startup di Indonesia yang terdampak oleh keruntuhan SVB, maka bisa saja hal itu berdampak pada perekonomian Indonesia. Namun, dampaknya mungkin tidak langsung terlihat secara signifikan karena Indonesia memiliki pasar yang cukup besar dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.Â
Meskipun begitu, jika ada banyak startup yang bergantung pada dana dari SVB yang mengalami kesulitan, hal itu dapat saja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di sektor startup di Indonesia.
Sebelum penutupan SVB, beberapa startup Indonesia yang diketahui memiliki hubungan keuangan dengan SVB antara lain Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Ruangguru, dan banyak lainnya. Hubungan keuangan tersebut terkait dengan pendanaan atau investasi dari SVB kepada startup-startup tersebut.
Semoga dampak keruntuhan SVB tidak seberat dan sepanjang keruntuhan beberapa bank pada krisis keuangan tahun 2008 yang disebabkan oleh bubble hipotek subprime.Â
Meskipun keruntuhan SVB telah menimbulkan dampak yang signifikan pada beberapa pihak, termasuk startup dan investor di seluruh dunia, namun tidak sebesar dampak krisis keuangan tahun 2008 yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi banyak sektor ekonomi.
Namun demikian, keruntuhan SVB juga memperlihatkan betapa pentingnya regulasi yang ketat dalam sektor keuangan dan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap risiko yang diambil oleh institusi keuangan, terutama dalam hal mengelola dana yang dipercayakan oleh para nasabahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H