Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tiga Langkah Memanfaatkan Kekuatan Budaya Perusahaan

17 Maret 2023   16:09 Diperbarui: 18 Maret 2023   01:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Corporate Culture merupakan pendorong kinerja yang optimal.  (by Merza Gamal)

Budaya Perusahaan (Corporate Culture) merupakan pendorong kinerja yang optimal. Budaya perusahaan menjadi panduan insan perusahaan untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan sesuatu tanpa beban kekhawatiran atau ketidakpastian tentang dampak negatif. Namun, perlu disadari bahwa setiap insan dalam suatu organisasi memiliki kekuatan untuk memperkuat atau mengurangi budaya perusahaan.

Definisi dari kata budaya itu sendiri sangat banyak dan beragam. Inti budaya perusahaan bermuara pada "bagaimana kita melakukan sesuatu di sekitar organisasi." Menampilkannya dengan percaya diri untuk dilihat dunia, bagaimana pekerjaan diselesaikan di organisasi dan menginformasikan bagaimana insan perusahaan dan pelanggan sama-sama memandang dan memilih untuk berinteraksi dengan perusahaan Anda.

Budaya seringkali merupakan kode yang tidak tertulis. Apabila para pemimpin tidak memiliki budaya yang didefinisikan atau dikodifikasi dengan jelas, maka visi-misi perusahaan dapat dengan mudah diabaikan atau ditafsirkan secara tidak konsisten di seluruh jajaran organisasi.

Budaya tempat kerja yang tidak konsisten dan tidak jelas dapat mengandung konsekuensi mengerikan karena manajer lini depan dan insan perusahaan pada akhirnya menciptakan budaya lokal dalam tim mereka. Ketika insan perusahaann tidak memahami visi pemimpin untuk budaya tersebut, tindakan mereka tidak akan mendukung. Bahkan bisa lebih buruk lagi, yakni akan menghambat budaya ideal yang diinginkan perusahaan. Insan perusahaan akan merasakan lingkungan kerja yang kacau dan tidak menarik, serta merasa kreativitas mereka tertahan.

Sebagaimana pada dunia umumnya, budaya juga selalu berkembang. Oleh karena itu, budaya perusahaan harus dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara di seluruh organisasi. Mendefinisikan budaya universal dengan serangkaian perilaku dan nilai terkait yang sesuai merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong kinerja tinggi di seluruh organisasi. Hal tersebut juga memberikan fokus dan agensi kepada insan perusahaan untuk memberikan pekerjaan luar biasa yang selaras dengan tujuan bersama Anda sebagai pemimpin.

Budaya merupakan sesuatu yang dinamis dan mendefinisikannya dapat menjadi target yang bergerak. Para pemimpin harus mampu terus mengartikulasikannya untuk menjaga masa depan. Organisasi perlu nyaman dengan mengejar potensi yang akan datang, walau tiada kepastian bahwa mereka pasti akan mencapainya.

Ada tiga langkah untuk memanfaatkan potensi penuh organisasi Anda dalam membangun budaya perusahaan agar bisa mencapai Corporate Performance dalam Sustainable Competitive Advantage (keunggulan kompetitif yang berkelanjutan).

Image: Membangun budaya perusahaan agar bisa mencapai Corporate Performance dalam Sustainable Competitive Advantage  (by Merza Gamal)
Image: Membangun budaya perusahaan agar bisa mencapai Corporate Performance dalam Sustainable Competitive Advantage  (by Merza Gamal)

Langkah Pertama, Audit budaya organisasi Anda.

Untuk memeriksa dan menilai keadaan budaya organisasi Anda, tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah budaya kita terdefinisi dengan baik dan dikomunikasikan dengan jelas?
  • Apa nilai-nilai inti organisasi kita?
  • Bagaimana nilai-nilai itu ketika insan perusahaan mencontohkannya dalam kehidupan kerja sehari-hari?
  • Apakah nilai-nilai itu konsisten di seluruh perusahaan, atau apakah nilai atau budaya dianut secara berbeda sesuai peran atau kebutuhan masing-masing departemen?
  • Seberapa besar kemungkinan budaya kita berubah jika kepemimpinan organisasi berubah?
  • Bisakah pelanggan mengidentifikasi nilai-nilai kita setelah berinteraksi dengan insan perusahaan kita?

Terkadang, organisasi salah mengidentifikasi atribut insan perusahaan tertentu sebagai budaya. Mereka mencari kandidat insan perusahaan yang menggambarkan diri mereka sebagai "pekerja keras" atau "sangat jujur". Definisi tersebut tidak cukup khas untuk mendefinisikan budaya yang unik. Budaya perusahaan merupakan "bagaimana kita melakukan sesuatu di sekitar perusahaan" daripada pengungkit khusus yang mungkin digunakan individu untuk menyelesaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun