Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Memasak Rendang sebagai Latihan Kesabaran untuk Mendapatkan Hasil Terbaik

20 Februari 2023   10:19 Diperbarui: 20 Februari 2023   10:22 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image:  Memasak rendang sebagai terapi untuk belajar kesabaran dan ketelatenan (by Merza Gamal)

Hampir semua orang sudah tahu bahwa rendang merupakan salah satu masakan terlezat di dunia. Sejak tahun 2014, rendang telah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN dan UNESCO. 

Rendang atau randang adalah masakan daging yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak dengan suhu rendah dalam waktu lama dengan menggunakan aneka bumbu, rempah-rempah, beragam daun, dan santan. 

Proses memasak rendang memakan waktu berjam-jam hingga santan meresap dan yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat beserta dedaknya. Bahkan jika ingin rendang yang lezat dan tahan lama butuh dua hari untuk proses memasaknya.

Memasak rendang memang membutuhkan proses yang panjang. Setelah semua bahan disiapkan, memasak rendang dimulai dengan menumis semua bumbu dan daging kemudian disiram dengan santan untuk menjadi gulai pada tahap pertama, yang kemudian berlanjut menjadi kalio hingga kalio kering, barulah proses menjadi rendang terjadi hingga redang berwarna gelap, kering, dan bumbu meresap ke dalam daging serta santan beserta bumbu sudah mengkristal menjadi dedak rendang yang lezat.

Memasak rendang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Selain membutuhkan waktu yang panjang, memasak rendang juga butuh fokus dalam prosesnya. Ketika memasak rendang dibutuhkan ketelatenan. Kita harus bisa mengatur api untuk memasak, kapan dibutuhkan api besar, kapan waktu menggunakan api sedang, dan kapan menggunakan api kecil, bahkan mengatur penggunaan api yang sangat kecil.

Demikian pula dalam mengaduk adonan rendang saat sedang dimasak, Pada saat santan dimasukkan, harus kita aduk terus menerus agar santan tidak terpisah dari air (orang Minang bilang jangan sampai pecah santan). Namun demikian, diperlukan kehati-hatian saat mengaduknya, karena jika adukan terlalu keras bisa membuat daging hancur dan berderai.

Kemudian ketika santan mulai mengering, kita harus bisa mengatur besarnya api sedemikian rupa. Api yang terlalu besar menyebabkan rendang akan gosong, sebaliknya jika api dikecilkan sebelum waktunya, maka rendang tidak matang hingga ke dalam daging. Selama kita memasak rendang, kita tidak bisa lengah dari tempat kita memasak.

Waktu yang panjang, ketelatenan, dan fokus saat memasak rendang bisa merupakan sarana untuk melatih kesabaran. Dengan kesabaran, rendang akan berproses dengan baik mulai dari menumis, menjadi gulai, berubah menjadi kalio basah, dan lanjut menjadi kalio kering hingga sempurna menadi rendang hitam yang lezat dengan daging yang lembut, tidak keras dan juga tidak hancur.

Hasil dari kesabaran dengan waktu yang panjang dan ketelatenan serta fokus akan menghasilkan rendang yang luar biasa lezatnya. Kakek Merza saat masih menjadi orang kantoran, menjadikan memasak rendang ini sebagai terapi untuk belajar kesabaran dan ketelatenan serta fokus terhadap pekerjaan.

Image:  Memasak rendang sebagai terapi untuk belajar kesabaran dan ketelatenan (by Merza Gamal)
Image:  Memasak rendang sebagai terapi untuk belajar kesabaran dan ketelatenan (by Merza Gamal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun