Lalu, Kakek Merza pun membuat akun baru atas usul Engkong Felix dan Apak Tjiptadinata agar tetap bisa berkontribusi dan sharing ilmu serta pengetahuan yang dimiliki. Lagi pula, jika Kakek Merza tidak membuat akun baru,dan membiarkan akun lama yang tergembok sendiri, maka cap sebagai plagiator benar-benar akan menempel di nama baik Kakek Merza. Akibat penggembokkan tersebut, sebuah bank yang sudah deal meminta Kakek Merza jadi pendamping dalam melakukan internalisasi Transformasi Corporate Culture membatalkan deal tersebut.
Kembali kepada yang Kakek Merza sampaikan sebelumnya, bahwa banyak Kompasianer multitalenta dan multipakar di Kompasiana. Hal ini merupakan suatu hal yang luar biasa, yang menunjukkan bahwa banyak orang Indonesia yang tidak hanya menguasai satu bidang dan pakar dalam berbagai hal. Dengan demikian sudah seharusnya Indonesia jauh lebih maju dari negara-negara tetangga di ASEAN dan di Asia Pacific, karena di negara-negara tersebut jarang orang yang punya multitalenta apalagi multipakar.
Kita bisa lihat, apa pun Topil (Topik Pilihan) yang disodorkan Admin/Redaksi dilahap oleh para Kompasianer Multipakar. Mau masalah politik, masalah hukum, masalah parenting, masalah ekonomi, masalah SDM, peristiwa olahraga dan kriminal, bahkan masalah kesehatan lengkap dengan segala saran yang tidak kalah dengan para dokter dan Ahli Kesehatan.
Kakek Merza yang kebetulan ikut membangun sebuah rumah sakit dengan 360 tempat tidur dengan klinik lengkap di dalamnya (selama 3 tahun) hingga pra operasional berjalan lancar, tidak pernah berani menulis tentang kesehatan apalagi sampai memberikan saran tentang penanganan penyakit. Misalnya ada Kompasianer yang membahas tentang diabetes, walau bukan dokter atau tenaga kesehatan, dan dengan pede bisa memberikan advis-advis bagaikan kita bertemu langsung dengan dokter. Kakek Merza hanya pede menulis jika masih berkaitan dengan dunia perbankan dan manajemen yang Kakek Merza geluti lebih dari 35 tahun.
Ada pula yang berani membahas tentang dunia kerja korporasi, walaupun sehari-hari bertugas sebagai guru. Dengan mahirnya menerangkan quite quitting, walaupun setelah Kakek Merza baca pengertian beliau tentang quite quitting berbeda dengan makna sesungguhnya. Namun hebatnya, tulisan-tulisan itu masuk dalam jajaran AU.
Apalagi jika tema Topil adalah berkaitan dengan parenting, politik, hukum lebih banyak lagi pakar yang sehari-hari tidak bekerja atau menangani bidang-bidang tersebut. Sekali lagi, sungguh Kakek Merza terkagum-kagum dibuatnya. Begitu banyak Kompasianer Multipakar di Kompasiana, dan ini adalah pertanda harapan cerah Indonesia di masa depan.
Indonesia pasti akan jauh lebih maju karena begitu banyak multipakar di negeri ini. Dan, semoga Kompasiana menjadi media untuk mewadahi sekaligus sebagai pendorong kemajuan negeri tercinta Indonesia, dan mampu mendobrak ketinggalan dari negara-negara tetangga seperti Singapore, Malaysia, Vietnam, bahkan Korea, dan Jepang, serta China.