Banyak organisasi telah memiliki Corporate Values yang ditampilkan dengan bangga di dinding berbagai ruangan, di situs web, dan di materi pemasaran perusahaan.Â
Akan tetapi, jika Anda menghentikan insan-insan yang ada di perusahaan tersebut secara acak dan meminta mereka bercerita perihal yang mendukung values tersebut, kemudian Anda bertemu dengan tatapan kosong, diam atau "hmm" panjang.Â
Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Corporate Values tersebut tidak dihayati dalam bisnis, dan hanya sebagai hiasan dinding belaka.
Memajang nilai-nilai perusahaan (Corporate Values) di dinding dapat menambah warna pada lobi dan lorong Gedung kantor Anda. Akan tetapi, apabila tidak dihayati, maka tempat kerja yang tidak jujur akan muncul.Â
Artinya sebuah tempat kerja dengan sedikit atau tanpa hubungan emosional bagi para insan perusahaan yang akan membuat mereka dengan mudah pergi untuk mendapatkan gaji yang lebih besar.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi "hanya bayar" ke tempat kerja bukanlah obat ampuh untuk mempertahankan talent. Nilai-nilai perusahaan yang tidak hidup adalah formula pasti untuk kegagalan dalam kompetisi untuk menarik dan mempertahankan talent unggulan terbaik.
Perlu dipahami dan disadari, bahwa nilai perusahaan (Corporate Values) menentukan kesuksesan bisnis. Pesaing bisa saja mengambil ide, produk, karyawan, dan pelanggan Anda, tetapi mereka tidak dapat mencuri budaya perusahaan (Corporate Culture) Anda. Dan, ingatlah, budaya uniklah yang menarik insan perusahaan dan pelanggan ke perusahaan Anda dan membuat mereka tetap loyal.
Oleh karena itu, Anda perlu melakukan tiga hal berikut ini, untuk menanamkan nilai-nilai perusahaan menjadi budaya (Corporate Culture):
- Tetapkan nada di atas, pimpin dengan memberi contoh;
- Validasi nilai-nilai dan budaya perusahaan melalui pengumpulan dan pembagian cerita yang berkelanjutan;
- Perkuat dan pertahankan semua insan perusahaan untuk bertanggung jawab atas nilai dan budaya perusahaan.
Nilai perusahaan yang diiklankan adalah janji kepemimpinan C-suite untuk semua pemangku kepentingan bisnis, yang terdiri dari karyawan, pelanggan, dan investor. Kepemimpinan dengan teladan (role model) adalah satu-satunya cara untuk mengubah ketidakpercayaan insan perusahaan dan konsumen menjadi kepercayaan dan loyalitas.