Sementara itu, berdasarkan survei Gallup terhadap para insan perusahaan penuh waktu (full time employee) ditemukan bahwa 51% dari mereka mengharapkan bekerja secara hybrid. Hanya 31% yang mau bekerja penuh waktu di kantor dan 18% yang ingin berkerja penuh waktu dari rumah. Dari 51% yang mengharapkan kerja model hybrid, sebanyak 15% berharap waktu bekerja di kantor dan dari rumah sama banyaknya, sementara 13% lebih mengharapkan lebih banyak waktu bekerja secara remote.
Di lain sisi, salah satu perubahan terbesar di tempat kerja pascapandemi adalah kebutuhan bagi pemberi kerja untuk membenarkan manfaat dari pekerjaan tatap muka (WFO), atau disebut sebagai "proposisi nilai tempat kerja". Organisasi tidak dapat lagi memaksa insan perusahaan untuk bekerja di kantor. Perusahaan harus mampu memastikan tempat kerja mereka menawarkan daya tarik yang menarik bagi insan perusahaan, yakni tempat yang ramah untuk penciptaan identitas kelompok, pembangunan hubungan, kolaborasi proyek, dan ide.
Bagi sebagian pekerja, bekerja dari luar kantor (WFH) dapat meningkatkan produktivitas dengan menghilangkan kemacetan dan memungkinkan pekerjaan individu terfokus tanpa gangguan. Dengan bekerja secara hybrid, pergi ke kantor hanya pada waktu-waktu tertentu akan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan insan perusahaan dengan memungkinkan mereka memiliki kemampuan untuk menghemat uang, lebih sering berolahraga, mengejar kepentingan pribadi atau merawat anggota keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H