Sharing Kakek Merza sebelumnya di Kompasiana menyampaikan bahwa menurut Penelitian Gallup akhir tahun 2022 ditemukan 40% insan perusahaan  merasakan pekerjaan mereka berdampak negatif pada kesehatan mental mereka selama enam bulan terakhir, termasuk 7% menggambarkannya sebagai memiliki dampak yang "sangat negatif".
Kesehatan mental dapat mencakup banyak kondisi penyakit mulai dari depresi, kecemasan, dan stres hingga kondisi yang lebih parah seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan psikosis. Untuk itu, apa faktor terpenting yang memengaruhi kesehatan mental insan perusahaan?
Dalam berbagai survei Gallup di berbagai perusahaan di seluruh dunia, landasan untuk meningkatkan kesehatan mental di kalangan pekerja adalah employee engagement (keterlibatan insan perusahaan terhadap pekerjaannya di unit kerja khususnya dan korporasi secara umum).
Gallup mengukur keterlibatan insan perusahaan (employee engagement) melalui survei yang didukung secara ilmiah dengan mengukur beberapa elemen di tempat kerja, termasuk tingkat kesepakatan insan perusahaan tentang kejelasan ekspektasi, peluang untuk berkembang, dan pendapat mereka yang diperhitungkan di tempat kerja. Melalui meta-analisis multinegara berulang kali, keterlibatan insan perusahaan telah dikaitkan dengan banyak performance organisasi yang diinginkan, termasuk profitabilitas, produktivitas, layanan pelanggan, retensi, keselamatan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Â Â
Insan perusahaan yang "terlibat" (memiliki tingkat engagement yang tinggi) akan selalu terlibat dan antusias dengan pekerjaan dan tempat kerja mereka. Sebaliknya, insan perusahaan yang "tidak aktif" (tingkat engagement rendah) merasa tidak puas dan tidak loyal karena sebagian besar kebutuhan yang diperoleh dari tempat kerja mereka tidak terpenuhi.
Keterlibatan insan perusahaan (employee engagement) merupakan indikator kuat tentang bagaimana suatu pekerjaan dapat memengaruhi kesehatan mental pekerja. Sebagai contoh nyatadi lapangan, pada  bulan Februari  2022 Gallup melacak lebih dari 10.000 pekerja selama periode enam bulan hingga Agustus 2022.Â
Mereka yang diklasifikasikan sebagai terlibat memiliki "dampak yang sangat positif" pada mental mereka selama enam bulan sebelumnya daripada semua insan perusahaan lainnya. Sebaliknya, insan perusahaan yang telah diklasifikasikan sebagai tidak terlibat secara aktif, memiliki "dampak yang sangat negatif" pada kesehatan mental mereka selama enam bulan sebelumnya daripada semua insan perusahaan lainnya.
Hasil survei Gallup pada Februari-Agustus 2022 tersebut menunjukkan bahwa titik kritis ada antara keterlibatan insan perusahaan dan dampak positif yang signifikan pada status kesehatan mental insan perusahaan. Sementara itu, titik kritis untuk dampak negatif terjadi pada ambang pelepasan aktif.
Temuan survei Gallup tersebut menggarisbawahi urgensi baru bagi para pemimpin yang mencari strategi baru untuk mengatasi kesehatan mental insan perusahaan mereka. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kesehatan mental  insan perusahaan serta mereka merasa terlibat dalam unit kerja dan organisasi perusahaan?
Ada lima hal yang harus dilakukan organisasi untuk membuat insan perusahaan merasa terlibat dan berdampak kepada kesehatan mental mereka. Â
Pertama, Organisasi menunjukkan komitmen untuk membangun kekuatan setiap insan perusahaan dan membantu mereka melakukan yang terbaik setiap hari. Organisasi dapat menghormati bakat alami setiap insan perusahaan dan melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa mereka dapat menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk melakukan yang terbaik setiap jam setiap hari sangatlah penting. Dengan menggunakan kekuatan alami insan perusahaan akan terjadi pengoptimal kinerja tertinggi. Hal tersebut memberikan manfaat tambahan berupa dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan mental insan perusahaan.
Kedua, Mengelola insan perusahaan sedemikian rupa sehingga memotivasi mereka untuk melakukan pekerjaan luar biasa. Setiap insan akan melakukan pekerjaan hebat  dengan adanya rasa pencapaian, tujuan, dan pengakuan, serta mendapatkan pengalaman yang berharga dari pekerjaannya dan dari perusahaannya. Pengalaman tersebut mencakup pengalaman sosial (social experience), pekerjaan (work experience), dan organisasi (organization experience). Pengalaman-pengalaman yang diperoleh tersebut akan memotivasi, sekaligus berfungsi sebagai penguat kesehatan mental di tempat kerja dan secara bersamaan menciptakan budaya kinerja dan pencapaian yang tinggi.
Ketiga, Organisasi menunjukkan kepada insan perusahaan bahwa organisasi benar-benar peduli dengan kesejahteraan insan perusahaan secara keseluruhan. Hal-hal yang dapat dilakukan organisasi misalnya dengan (1) menyediakan akses mudah untuk mendapatkan kebutuhan pokok rumahtangga di tempat kerja, (2) menyediakan sumber daya untuk membantu insan perusahaan mengelola keuangan dan mempersiapkan diri menghadapi pensiun, (3) mendorong insan perusahaan untuk berbagi ide mereka sendiri tentang meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja, dan (4) mengikutsertakan anggota keluarga dalam program dan aktivitas terkait kesejahteraan.
Keempat, Insan perusahaan mempercayai pimpinan organisasinya. Dalam istilah praktis, hal ini paling banyak dipengaruhi oleh seberapa efektif kepemimpinan dengan jelas mengungkapkan roadmap strategis perusahaan sedang berlangsung yang menunjukkan bagaimana rencananya untuk memimpin organisasi melalui tantangan yang muncul di pasar. Semakin sukses komunikasi yang dilakukan, maka akan semakin besar kepercayaan yang ditimbulkannya organisasi kepada insan perusahaan dan semakin berdampak kuat terhadap kesehatan mental selanjutnya.
Kelima, Insan perusahaan merasa terhubung dengan budaya organisasi. Pemimpin yang membantu akan membuat insan perusahaan merasa menjadi bagian dari tujuan organisasi perusahaan. Para insan perusahaan akan merasa tujuan individu mereka terhubung dengan tujuan organisasi yang lebih luas. Kondisi tersebut akan menghasilkan kesehatan mental yang jauh lebih baik di antara insan perusahaan.
Dengan memperhatikan kelima hal tersebut, akan memaksimalkan kemungkinan dampak kesehatan mental insan perusahaan. Keberhasilannya sangat tergantung dengan bagaimana sumber daya manusia suatu organisasi dikelola dan seberapa baik janji-janji para pemimpin dan organisasi ditepati. Konsekuensi dari eksekusi yang berhasil atau meleset dari sasaran akan sangat berpengaruh bagi organisasi itu sendiri, dan bagi para insan yang bekerja untuk organisasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H