Apa yang salah ketika seorang Manajer tidak melakukan coaching secara berkala kepada anggota tim?
Setiap insan merasa perlu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka di tempat kerja dan bagaimana kemajuan mereka. Untuk itu diperlukan secara rutin menetapkan tujuan yang tepat, menyesuaikannya sesuai kebutuhan dan mencapai hasil yang diinginkan.Â
Hal tersebut merupakan dasar dari strategi manajemen kinerja yang efektif. Tanpa ritme kerja alami tersebut, insan perusahaan dengan cepat kehilangan kemampuan untuk memfokuskan upaya mereka. Akibatnya, mereka tidak akan memiliki pemahaman yang kuat mengenai penilaian Manajer mereka tentang kinerja mereka atau persyaratan peran mereka dalam tim.
Pada saat puncak pandemi Covid-19, banyak perusahaan menetapkan sasaran secara serampangan dan jarang, serta sering terasa tidak relevan dengan kondisi pasar yang sangat terganggu dan terus berubah saat ini. Ketika sasaran yang ditetapkan Manajer sebagai wakil perusahan terasa tidak penting atau bermakna, maka insan perusahaan akan merasa kecewa. Â
Selain itu, ketika Manajer gagal melakukan coaching melalui percakapan yang rutin dan bermakna tentang kemajuan mereka, maka hal tersebut membuat anggota tim bertanya-tanya bagaimana keadaan mereka sesungguhnya. Anggota tim sebagai insan perusahaan merasa kehilangan kesempatan penting untuk meraih kesuksesan, menyesuaikan prioritas pekerjaan, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk membantu anggota tim lain dalam suatu teamwork yang tangguh.
Menurut survei Gallup 2022, tidak sedikit Manajer yang tidak menyadari bahwa mereka melakukan pekerjaan yang buruk dalam mengklarifikasi ekspektasi dan prioritas.Â
Hanya 22% insan perusahaan sangat setuju bahwa manajer mereka terus membantu mereka mengklarifikasi prioritas kerja, sedangkan hampir dua kali lebih banyak manajer (43%) percaya bahwa mereka secara aktif membantu anggota tim menetapkan prioritas. Artinya banyak Manajer yang terlalu percaya diri (PD) tentang kemampuannya, tetapi tidak berpengaruh terhadap kinerja tim yang dirakan oleh anggotanya.
Untuk mengantisipasi kesalahan tersebut, apa yang harus dilakukan tentang hal itu? Apakah sebagai Manajer, Anda baru-baru ini melakukan percakapan yang bermakna dengan setiap anggota tim Anda dalam seminggu terakhir?
Insan perusahaan yang memiliki setidaknya satu percakapan bermakna setiap minggu dengan manajernya hampir empat kali lebih mungkin terlibat atau memiliki tingkat engagement dan loyalitas yang tinggi di tempat kerja.
Perlu diingat oleh para Manajer, bahwa tidak semua percakapan harus tentang sasaran kinerja. Kesediaan Manajer berbicara dengan anggota tim tentang prioritas mereka saat ini, dan memberikan pelatihan berkelanjutan akan mampu menciptakan cara yang bagus, sehingga mampu menghubungkan upaya sehari-hari dengan tujuan mereka.
Selama percakapan tersebut, Manajer bisa membantu anggota tim membuat tujuan yang jelas dan memastikan mereka memahami bahwa Anda sepenuhnya mendukung mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Misalnya, sebagai seorang Manajer tunjukkan kepedulian Anda dengan memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya dan kemitraan yang tepat untuk mencapai tujuan langsung mereka.