Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengenal Tipe Splitter dan Blender dalam Dunia Kerja

23 Desember 2022   18:39 Diperbarui: 28 Desember 2022   08:11 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi WFH, kerja Hybrid setelah pandemi. (sumber: Unsplash/Helena Lopes via kompas.com)

Apakah mereka merasa terganggu ketika kehidupan rumah tangga terganggu oleh aktivitas kantor? Apakah mereka menganggap pekerjaan dan kehidupan berjalan lancar?

Meskipun kedua tipe splitter dan blender berbeda, tetapi tidak berari bahwa salah satu tipe tidak memiliki engagement yang tinggi kepada organisasi perusahaan dan menjadi tidak produktif. 

Namun demikian, jika para pemimpin dan manajer tidak mengetahui mana yang tipe splitter dan mana yang blender, maka dapat menyebabkan keterlibatan (engagement) yang lebih rendah, perasaan tidak hormat dan lebih banyak kelelahan (burnout) untuk semua.

Dengan memahami masing-masing pekerja yang termasuk splitter atau blender, maka para pemimpin dan manajer dapat membuat strategi kerja hybrid yang memberikan insan perusahaan apa yang mereka butuhkan untuk melakukan yang terbaik. Hal- hal yang perlu dipelajari lebih dalam adalah :

  • Pelajari lebih lanjut tentang kerja hybrid dan work from home.
  • Lacak data terbaru tentang pekerjaan hybrid dan work from home.
  • Temukan apa yang diungkapkan data tentang masa depan kerja hybrid.

Keberhasilan manajer memahami tipe para insan dalam tim, apakah termasuk splitter atau blender, serta mampu menyusun strategi kerja hybrid yang efektif.

Maka tingkat produktif perusahaan akan terjaga bahkan meningkat, serta bisa menahan talent yang prospektif tidak meninggalkan perusahaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun