Namun, jika Ibu nanti tidak mau mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak akan memaksanya. Apa pun yang terjadi, aku tetap akan menganggap Ibu adalah Ibu kandungku. Ibu telah banyak berkorban untukku, dia telah mempertaruhkan kebahagiaan hidupnya hanya karena kasih sayang dan cintanya kepadaku.
Jika aku memang bukan anak kandung Ibu, sebenarnya tidak ada kewajiban lagi bagi Ibu untuk mengasuhku hingga membuat dia tidak menikah lagi begitu Ayah sudah meninggal. Aku jadi anaknya semata-mata karena Ayahku menikah dengannya. Mana mungkin, aku akan menyia-nyiakannya hanya karena ternyata Ibu bukan orangtua biologisku.
Sementara, seandainya benar aku terlahir dari rahim Mama, aku akan menghargainya sebagai Ibu biologisku. Walau, dia sempat membiarkanku tanpa kabar dimana keberadaanku semasa bayi dan anak-anak.
Aku akan bersikap sebagai saudara angkat mereka, untuk membagi kebahagian hidup bersama mereka yang telah kehilangan anak bagi Mama dan kehilangan saudara kembar bagi Gustav. Papa sebagai Ayah sambung Gustav, dalam dua hari ini juga menunjukkan kasih sayangnya kepadaku layaknya benar aku adalah saudara kembar Gustav. Vera sebagai adik tiri Gustav juga terlihat bahagia dekat denganku.
Ya, apa salahnya membahagiakan orang sebagaimana yang diajarkan agama yang aku yakini saat ini, dan agama lain yang pernah kupelajari dari kecil. Â Demikian pula Ibu mengajarkannya sejak aku kecil. Kini aku sudah dewasa, bahkan sudah menjadi manajer muda sebuah bank nasional di Indonesia. Aku bertemu Gustav dan kemudian dipertemukan Allah dengan keluarganya di Jerman juga karena terkait dengan tugasku sebagai manajer muda bank milik negeri Indonesia tanah airku.
Kini, untuk semua jalan hidupku, aku lah yang akan menentukan. Apa pun yang terjadi, hidup akan terus berjalan. Masa depanku masih panjang, tapi tentu saja aku tidak bisa egois menentukan jalan hidupku selanjutnya.
Bersambung...
Nantikan kisah Morgan di Jerman sebelum bertemu kembali ibunya di Jakarta dalam episode selanjutnya...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H