David Malpass, Presiden Bank Dunia (World Bank) pada beberapa kesempatan menyampaikan, "Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,"
Pernyataan tersebut membangkitkan kembali bayangan resesi ekonomi akibat krisis moneter tahun 1998 yang sangat parah dan membutuhkan pemulihan dalam waktu lebih 5 tahun. Kakek Merza yang saat itu sudah menjadi senior manajer pada Bank nasional ikut mengalami dan merasakan kisruhnya resesi yang melanda dunia saat itu
Pada saat ini, tingkat inflasi global terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai sekitar 5 persen di tahun 2023, di luar pengaruh sektor energi. Penyebab inflasi tersebut adalah terjadinya gangguan pasokan dan tekanan pasar tenaga kerja, dan terutama karena kenaikan suku bunga. Â Untuk memotong inflasi global ke tingkat yang konsisten dengan target, bank sentral mungkin perlu menaikkan suku bunga dengan tambahan 2 poin persentase dari normal.
Apabila kenaikan suku bunga tersebut disertai dengan tekanan pasar keuangan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) global akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023. Kondisi tersebut berarti terjadi kontraksi 0,4 persen dalam istilah per kapita yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global. Untuk itu, kita harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk terjadinya resesi global pada tahun 2023.
Dalam sebuah siklus ekonomi, pasang surut perekonomian merupakan sebuah hal yang lumrah terjadi. Sebuah siklus ekonomi, selalu melihatkan adanya fase lonjakan yang tanpa terelakkan akan disusul oleh sebuah peluruhan (bust).
Era Ekonomi Baru yang lahir setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet, telah menjadikan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa tunggal dan menandai kemenangan ekonomi pasar atas sosialisme. Â Kondisi pasar yang terjadi pada era ekonomi baru, bukan hanya kapitalisme mengalahkan komunisme, tetapi juga menjadikan kapitalisme versi Amerika yang didasari kegigihan individualisme mengalahkan versi-versi kapitalisme lain yang lebih lunak dan halus (Stiglitz, 2003).
Tatanan kapitalisme era ekonomi baru telah mendorong peningkatan aliran dana yang belum pernah terjadi sebelumnya, dari negara maju ke dunia berkembang, yakni enam kali lipat dalam enam tahun, peningkatan perdagangan dalam satu dekade mencapai 90% lebih, dan pertumbuhan ekonomi mencatat angka yang sangat luar biasa.
Kondisi tersebut, awalnya diharapkan akan menciptakan lapangan kerja yang besar dan pertumbuhan kesejahteraan yang lebih baik. Inti kapitalisme era ekonomi baru ditandai dengan kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi yang merevolusi cara dunia berbisnis. Perusahaan teknologi juga mengubah laju perubahan teknologi itu sendiri dan meningkatkan tingkat pertumbuhan produktivitas ke taraf yang tidak tercapai dalam seperempat abad lebih.