Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Jumat: Kebenaran Bukan Mencari Pembenaran

14 Oktober 2022   09:47 Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:51 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Kebenaran tidaklah sama dengan pembenaran, meskipun berasal dari kata  yang sama (Photo Merza Gamal)

Kebenaran kata dasarnya adalah benar. Menurut KBBI, "benar" adalah sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah, dan "kebenaran" adalah keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya. Sementara itu, "pembenaran" adalah proses, cara, perbuatan membenarkan.

Dengan demikian kebenaran tidaklah sama dengan pembenaran, meskipun berasal dari kata dasar yang sama, yaitu: "benar". Kebenaran adalah sesuatu yang benar, betul terjadi atau sungguh-sungguh ada. Apa yang benar cocok dengan kenyataan, terbukti tanpa bias atau dusta. Pembenaran adalah proses atau perbuatan membenarkan, mungkin membuat supaya benar, mungkin juga menganggap atau mengakui benar.

Akhir-akhir ini, sering kita menjumpai orang yang hanya mencari pembenaran (justification), bukan mencari kebenaran (truth). Malah terkadang, tidak sedikit yang mencampuradukan kebenaran dengan kebatilan, sehingga membuat orang yang mencari kebenaran "meragukan" apa yang ia yakini.

Seseorang yang mencari kebenaran akan berusaha berpikir terbuka dan objektif, serta tidak bersikap defensif. Seorang insan yang mencari kebenaran selalu bersemangat terhadap informasi baru, berusaha memahami pendapat dan sudut pandang orang lain, serta melakukan check and recheck terhadap suatu isu. Intinya, memastikan terlebih dulu semua informasi yang ia miliki lengkap dan akurat, baru kemudian menyimpulkan dan menyampaikan pendapat.

Seorang pencari kebenaran tidak khawatir berbuat salah karena itu manusiawi, bahkan mengakuinya sebagai bagian dari introspeksi diri. Ia tidak tertarik merendahkan pendapat orang lain karena sadar dirinya belum tentu yang paling benar. Sementara, seorang yang mencari pembenaran akan mulai dengan meyakini 100% pendapatnya sendiri. Ia sesungguhnya hanya ingin mencari cara agar orang lain setuju.

Orang yang mencari pembenaran akan menyimak pendapat orang lain hanya untuk sekedar tahu bagaimana membantahnya, mengajukan informasi yang mendukung keyakinannya, menyembunyikan informasi yang melawan pendapatnya, memutar opini seolah itu adalah fakta, mengaburkan fakta dengan mengajukan isu lain yang tidak relevan. Bahkan, mereka tidak segan untuk menyerang pribadi lawan berdebat seolah sang lawan tidak layak berpendapat.

Oleh karena itu, kebenaran akan menenteramkan hati, sementara pembenaran hanyalah akan membuat hati guncang dan ragu. Kebenaran akan bertahan lama, sementara pembenaran cepat atau lambat akan tersingkap kepalsuannya.

Sebuah kebenaran akan melahirkan kebaikan, sedangkan sebuah pembenaran hanya melahirkan kerusakan. Pengguna topeng pembenaran menggunakan retorika untuk membela kepentingan diri, mempertahankan zona aman dan nyamannya.

Seorang insan pencari kebenaran akan senantiasa bermuhasabah, mengintrospeksi dirinya, sedangkan pengguna pembenaran selalu menutupi cacatnya. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang pandai adalah yang mengekang jiwanya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah." (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah)

Perlu kita sadari, bahwa terkadang sebuah kebenaran itu pahit dan tidak sesuai dengan hawa nafsu, sedangkan pembenaran selalu mengikuti hawa nafsu. Rasulullah SAW bersabda, "Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Untuk itu, janganlah berputus asa mencari kebenaran, karena kebenaranlah yang pada akhirnya bermanfaat di akhirat, sedangkan pembenaran hanya akan mempersulit hisab seseorang di akhirat kelak, di samping membuat banyak orang tak akan percaya lagi pada si pelaku pembenaran.

Semoga Allah, Sang Maha pengasih dan Penyayang, mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah mencari dan mengikuti kebenaran di mana pun dan kapan pun untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabb.

Wallahua'lam bishawab

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun