Pada hari ini, 12 Rabiul Awal pada tahun 570 Masehi atau dikenal dengan tahun Gajah sosok manusia paling agung dilahirkan. Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim dan seterusnya dengan nasab yang berakhir pada sosok mulia, yaitu Isma'il bin Ibrahim alaihim as-salm, sebagaimana nasab yang disepakati para ulama.
Menurut sebagian riwayat, nama Muhammad diilhamkan Allah kepada ibundanya, yaitu Aminah binti Wahab. Namun, menurut riwayat lain nama Muhammad diberikan oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib, sang pemimpin Quraisy, atas petunjuk Allah.
Muhammad bukan hanya bermakna terpuji, akan tetapi gabungan dari semua sifat terpuji, tanpa ada cela di dalamnya. Dan, semua sifat terpuji ini tergambar jelas dalam kepribadian Rasulullah SAW, yang mana Allah swt memberikan pujian kepadanya (QS Al-Qalam, 68:4).
Menjelang kelahiran Rasulullah SAW, orang-orang Arab sudah mendengar dari orang-orang Yahudi dan kalangan paranormal, bahwa dari tanah Arab akan diutus seorang nabi yang bernama Muhammad atau Ahmad. Maka, sejumlah orang menamai anak laki-laki mereka Muhammad dengan harapan dia akan menjadi nabi yang dijanjikan. (Ibnu Sa'ad, Ath-Thabaqat, 1/169)
Rasulullah SAW adalah panutan terbaik bagi umat manusia, dan merupakan Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para Nabi. Beliau adalah kekasih Allah yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh dan diteladani oleh kita, sebagai umatnya.
Kita wajib mentaati Muhammad sebagai Rasulullah SAW dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur-an, Allah memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad SAW. Di antaranya ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya." (QS. An-Nisaa': 59)
Di samping itu, Allah juga mengingatkan dalam firman-Nya, "Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih." (QS. An-Nuur: 63)
Arti dari firman Allah tersebut adalah bahwa hendaknya kita takut jika hati ditimpa fitnah kekufuran, nifaq, bid'ah atau siksa pedih di dunia. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah SAW sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya. Allah menjadikan ketaatan kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.
Di samping itu, Allah swt juga mengabarkan bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat teladan yang baik bagi segenap umatnya, sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah." (QS. Al-Ahzaab: 21)
Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita mengikutinya dalam melakukan berbagai ibadah dan hendaknya ibadah itu dilakukan sesuai dengan cara yang beliau contohkan.