Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneladani Kehidupan Muhammad Sebagai Manusia dan Rasul Utusan Allah

8 Oktober 2022   08:49 Diperbarui: 8 Oktober 2022   08:52 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image:Meneladani Kehidupan Muhammad Sebagai Manusia dan Rasul Utusan Allah (Animasi: Merza Gamal)

Pada hari ini, 12 Rabiul Awal pada tahun 570 Masehi atau dikenal dengan tahun Gajah sosok manusia paling agung dilahirkan. Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim dan seterusnya dengan nasab yang berakhir pada sosok mulia, yaitu Isma'il bin Ibrahim alaihim as-salm, sebagaimana nasab yang disepakati para ulama.

Menurut sebagian riwayat, nama Muhammad diilhamkan Allah kepada ibundanya, yaitu Aminah binti Wahab. Namun, menurut riwayat lain nama Muhammad diberikan oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib, sang pemimpin Quraisy, atas petunjuk Allah.

Muhammad bukan hanya bermakna terpuji, akan tetapi gabungan dari semua sifat terpuji, tanpa ada cela di dalamnya. Dan, semua sifat terpuji ini tergambar jelas dalam kepribadian Rasulullah SAW, yang mana Allah swt memberikan pujian kepadanya (QS Al-Qalam, 68:4).

Menjelang kelahiran Rasulullah SAW, orang-orang Arab sudah mendengar dari orang-orang Yahudi dan kalangan paranormal, bahwa dari tanah Arab akan diutus seorang nabi yang bernama Muhammad atau Ahmad. Maka, sejumlah orang menamai anak laki-laki mereka Muhammad dengan harapan dia akan menjadi nabi yang dijanjikan. (Ibnu Sa'ad, Ath-Thabaqat, 1/169)

Rasulullah SAW adalah panutan terbaik bagi umat manusia, dan merupakan Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para Nabi. Beliau adalah kekasih Allah yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh dan diteladani oleh kita, sebagai umatnya.

Kita wajib mentaati Muhammad sebagai Rasulullah SAW dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur-an, Allah memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad SAW. Di antaranya ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya." (QS. An-Nisaa': 59)

Di samping itu, Allah juga mengingatkan dalam firman-Nya, "Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih." (QS. An-Nuur: 63)

Arti dari firman Allah tersebut adalah bahwa hendaknya kita takut jika hati ditimpa fitnah kekufuran, nifaq, bid'ah atau siksa pedih di dunia. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah SAW sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya. Allah menjadikan ketaatan kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.

Di samping itu, Allah swt juga mengabarkan bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat teladan yang baik bagi segenap umatnya, sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah." (QS. Al-Ahzaab: 21)

Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita mengikutinya dalam melakukan berbagai ibadah dan hendaknya ibadah itu dilakukan sesuai dengan cara yang beliau contohkan.

Dalam kehidupan kesehariannya, sebelum Muhammad diangkat Allah sebagai Rasulullah SAW, beliau adalah pedagang yang sukses bersama istrinya Khadijah dan memiliki pergaulan yang baik dengan masyarakat yang membuat semua orang menghormati mereka. Walau telah mendapat kehormatan yang tinggi, Muhammad tetaplah seorang yang rendah hati, dan itulah sifatnya yang sangat menonjol. Jika ada yang mengajaknya berbicara, tidak peduli siapa pun dan apa pun derajatnya, Muhammad akan mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menoleh kepada orang lain. Muhammad tidak saja mendengarkan dengan hati-hati, bahkan memutar badannya untuk menghadap orang yang mengajaknya berbicara.

Semua orang tahu bahwa bicara Muhammad sedikit, dan justru lebih banyak mendengarkan pembicaraan orang lain. Selain bicara, Muhammad bukanlah orang yang tidak bisa diajak bergurau. Beliau sering juga membuat humor dan mengajak orang lain tertawa, tetapi apa yang ia katakan dalam bergurau sekali pun adalah sesuatu yang benar.

Muhammad apabila tertawa, banyak yang menyukainya karena tidak pernah sampai terlihat gerahamnya. Dan jika marah, tidak pernah sampai ditampakkannya. Orang tahu bahwa Muhammad marah hanya dari keringat yang tiba-tiba muncul di keningnya.

Muhammad disayangi banyak orang karena ia lapang dada, berkemauan baik, dan menghargai orang lain. Muhammad adalah sosok yang bijaksana, murah hati, dan sangat mudah bergaul dengan siapa saja. Namun, dibalik semua kelembutan itu, Muhammad mempunyai tujuan yang pasti, berkemauan keras, tegas, dan tidak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian berpadu dalam dirinya sehingga menimbulkan rasa hormat yang dalam bagi orang-orang yang bergaul dengan Muhammad.

Alangkah mulia tingkah laku dan tindak tanduk Muhammad sebagai manusia biasa yang diangkat oleh Allah sebagai Rasulullah SAW. Semoga Allah swt mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita bisa meneladani kehidupan beliau dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan sebagai umat beragama yang meyakini iman Islam, kita dapat tetap istiqamah senantiasa taat mengikuti ajaran Rasulullah SAW untuk meraih ridha Allah swt.

Aamiin Ya Rabb.

Image: Makam Muhammad Rasulullah SAW di Madinah (dokpri)
Image: Makam Muhammad Rasulullah SAW di Madinah (dokpri)

Wallahua'lam bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun