Sepuluh negara memberikan suara mendukung, sementara China, Gabon, India, dan Brasil abstain. Sementara, Rusia memveto resolusi PBB tersebut.
Selanjutnya, Amerika Serikat akan meminta 193 anggota Majelis Umum PBB untuk mengutuk tindakan Rusia.Â
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyampaikan resolusi yang meminta negara-negara anggota PBB untuk tidak mengakui perubahan status Ukraina dan mewajibkan Rusia untuk menarik pasukannya.Â
Beliau berkata, "Di Majelis Umum, negara-negara di dunia akan mengatakan dengan lantang dan jelas: Adalah ilegal, dan tidak dapat diterima, untuk mencoba menggambar ulang perbatasan negara lain melalui kekerasan."
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, mengangkat tangannya untuk memberikan satu-satunya suara menentang resolusi tersebut.
Berpendapat bahwa daerah-daerah, di mana Moskow telah merebut wilayah dengan paksa dan di mana pertempuran masih berkecamuk, memilih untuk menjadi bagian dari Rusia. "Tidak akan ada jalan untuk mundur karena rancangan resolusi hari ini akan coba diterapkan," kata Nebenzia.
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan satu tangan yang menentang resolusi itu merupakan "saksi tentang isolasi Rusia dan upaya putus asanya untuk menyangkal kenyataan dalam komitmen bersama kita, mulai dari piagam PBB."
China, merupakan salah satu yang abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut bersama Gabon, India, dan Brasil. Namun, China mengkhawatiran tentang "krisis yang berkepanjangan dan meluas" di Ukraina.
China telah tegas di pagar atas konflik, mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia tetapi berhenti mendukung atau membantu dalam kampanye militer, meskipun kedua negara menyatakan kemitraan strategis "tanpa batas" pada bulan Februari 2022.Â
Dalam pengakuan yang mengejutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin bulanSeptember 2022 mengatakan bahwa pemimpin China Xi Jinping memiliki kekhawatiran tentang Ukraina.