Pada saat kebocoran ditemukan, memang tidak ada pipa yang memompa gas ke Eropa. Namun demikian, insiden tersebut akan menggagalkan harapan yang tersisa bahwa Eropa dapat menerima gas melalui Nord Stream 1 sebelum musim dingin. Beberapa kebocoran bawah laut, berarti tidak ada pipa yang kemungkinan akan mengirimkan gas apa pun ke Uni Eropa selama musim dingin mendatang, terlepas dari perkembangan politik dalam perang Ukraina.
Sebelum kejadian kebocoran pipa tersebut, Rusia telah mengurangi pasokan gas ke Eropa melalui Nord Stream 1 akibat sanksi Barat yang menyebabkan kesulitan teknis, dan menghentikan aliran sama sekali pada Agustus 2022. Sementara itu, Pipa Nord Stream 2 yang baru belum memasuki operasi komersial. Rencana untuk menggunakannya memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.
Harga gas Eropa naik segera setelah berita kebocoran pipa tersebut. Harga patokan Oktober 2022 Belanda naik hampir 10% pada hari Selasa (27/09/2022). Harga masih di bawah puncak stratosfer tahun ini tetapi tetap lebih dari 200% lebih tinggi dari pada awal September 2021.
Kebocoran pipa ini terjadi sebelum upacara peluncuran Pipa Baltik yang membawa gas dari Norwegia ke Polandia pada hari Selasa (27/09/2022) sebagai upaya Warsawa untuk mendiversifikasi pasokan Rusia, melintasi infrastruktur Nord Stream.
Pihak berwenang Denmark meminta agar tingkat kesiapan di sektor listrik dan gas Denmark ditingkatkan setelah kebocoran, sebuah langkah yang akan membutuhkan prosedur keselamatan yang lebih tinggi untuk instalasi dan fasilitas listrik.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan kebocoran pipa Nord Stream disebabkan oleh sabotase, dan memperingatkan "respons sekuat mungkin" jika infrastruktur energi aktif Eropa diserang. Beliau menambahkan bahwa sekarang sangat penting untuk menyelidiki insiden untuk mendapatkan kejelasan penuh tentang "peristiwa dan mengapa." (Reuters, 28 September 2022)
Ursula von der Leyen memperingatkan, "Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima dan akan mengarah pada respons sekuat mungkin,"
Sebagai orang awam, Kakek Merza hanya bisa berharap, "Semoga kondisi geopolitik tidak semakin kacau setelah kebocoran pipa gas ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H