Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Gonjang-ganjing Jatuhnya Pound Inggris dan Yuan China di Pasar

26 September 2022   20:52 Diperbarui: 29 September 2022   07:15 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image:  Gonjang-ganjing Jatuhnya Pound Inggris dan Yuan China di Pasar Hari Ini (Source Photo: Reuters) 

Di sisi lain, selisih antara hasil Italia dan Jerman melebar setelah koalisi sayap kanan memenangkan mayoritas yang jelas dalam pemilihan umum hari Minggu. 

Giorgia Meloni akan menjadi perdana menteri wanita pertama Italia di kepala pemerintahan paling sayap kanan sejak Perang Dunia Kedua, setelah memimpin aliansi konservatif untuk menang dalam pemilihan hari Minggu. 

Harga obligasi Italia (BTP) juga lebih rentan terhadap perubahan ekspektasi suku bunga, mengingat beban utang negara yang besar.

Melemahnya pound mengangkat bahan pokok konsumen yang berat untuk ekspor. Indeks FTSE 100 London ikut naik pada hari ini, 

Senin 26 September 2022, dipimpin oleh saham perusahaan kebutuhan pokok konsumen yang menghasilkan dolar setelah sterling jatuh ke rekor terendah di tengah kekhawatiran rencana ekonomi pemerintah baru akan meregangkan keuangan Inggris hingga batasnya.

FTSE 100 (.FTSE) yang berorientasi ekspor naik 0,5%, sedangkan FTSE 250 (.FTMC) yang lebih berorientasi domestik turun 0,7%. Saham minyak (.FTNMX601010) dan saham pertambangan (.FTNMX551020) masing-masing turun 0,4% dan 1,1% karena kekhawatiran resesi yang memukul permintaan bahan baku.

Sterling menukik ke posisi terendah setelah tahun 1985 karena investor berlari ke mata uang yang lebih aman setelah pemerintah baru melepaskan pemotongan pajak bersejarah, dan merupakan peningkatan pinjaman terbesar sejak 1972 untuk membayarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun