Dalam menjalankan kehidupan ini, seringkali kita merasa hidup kita serba berkekurangan dan sebaliknya ketika kita merasa memiliki kelebihan dari orang lain, kita menjadi angkuh dan tinggi hati.
Waktu terus berjalan, dan tak akan pernah berhenti, apalagi mundur. Apa yang kita rasakan saat ini belum tentu dapat kita rasakan esok hari.Â
Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani detik demi detik waktu adalah merupakan langkah menuju kehidupan abadi di hari akhir kelak. Maka sudah semestinya kita mengisi waktu dan sisa umur yang ada dengan berbekal amal kebaikan untuk menghadapi kehidupan yang panjang.
Untuk itu kita bisa merasa cukup dan senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita (qanaah) dan rendah hati, tidak sombong, angkuh dan merasa lebih hebat daripada orang lain (tawaduh).
Makna utama qanaah adalah perilaku yang terpuji untuk rela menerima segala sesuatu yang telah dimiliki. Qanaah juga berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Makna qanaah bisa menjaga seseorang dari sifat rakus, serakah, atau selalu kekurangan.
Namun, sifat qanaah bukan berarti bermalas-malasan dan tidak mau berusaha atau bekerja. Sebagai muslim, penting memahami bahwa semua manusia perlu selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kehidupan yang sukses. Orang yang mengetahui tentang makna qanaah, tentu akan merasa nyaman dengan usaha yang telah dilakukannya. Karena dengan itu mereka dapat mengontrol sifat-sifat tercela yang ada pada dirinya.
Seorang yang qanaah adalah seorang yang ridha atas pemberian-Nya terhadap rezeki yang diterima dan niscaya akan bersyukur kepada Allah Sang Pemberi Rezeki. Dia menganggap dirinya sebagai orang yang kaya. Sebaliknya, jika tidak berlaku qanaah, yang ada adalah selalu merasa kurang, menganggap sedikit pemberian Allah, sehingga tidak akan memperoleh kehidupan yang baik.Â
Seorang ahli hikmah mengatakan, "Saya menjumpai bahwa orang yang paling banyak berduka adalah mereka yang ditimpa penyakit dengki. Dan yang paling tenang kehidupannya adalah mereka yang dianugerahi sifat qanaah." (Ihya 'Uluum ad-Diin)
Qanaah akan membentengi kita dari sifat yang tercela seperti hasad atau dengki. Tidak jarang dikarenakan kedengkian, seseorang melakukan berbagai perbuatan dosa, baik itu menggunjing, mengadu domba, berdusta atau bahkan berbuat khianat dan tidak amanah dalam urusan harta, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebaliknya, seseorang yang qanaah akan menempuh cara yang halal dalam mencari rezeki, bukan menerjang yang haram.
Seseorang yang qanaah adalah yang memiliki keyakinan dan tidak mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan Allah. Dia tidak dengki kepada seorangpun atas rezeki yang ditetapkan Allah dan tidak mencela seorang pun atas sesuatu yang tidak diberikan Allah kepadanya. Sesungguhnya rezeki tidak akan diperoleh dengan ketamakan dan tidak akan tertolak karena kebencian.Â