Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merasa Cukup dan Rendah Hati dalam Menjalankan Kehidupan

19 September 2022   06:56 Diperbarui: 19 September 2022   07:07 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menjalankan kehidupan ini, seringkali kita merasa hidup kita serba berkekurangan dan sebaliknya ketika kita merasa memiliki kelebihan dari orang lain, kita menjadi angkuh dan tinggi hati.

Waktu terus berjalan, dan tak akan pernah berhenti, apalagi mundur. Apa yang kita rasakan saat ini belum tentu dapat kita rasakan esok hari. 

Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani detik demi detik waktu adalah merupakan langkah menuju kehidupan abadi di hari akhir kelak. Maka sudah semestinya kita mengisi waktu dan sisa umur yang ada dengan berbekal amal kebaikan untuk menghadapi kehidupan yang panjang.

Untuk itu kita bisa merasa cukup dan senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita (qanaah) dan rendah hati, tidak sombong, angkuh dan merasa lebih hebat daripada orang lain (tawaduh).

Makna utama qanaah adalah perilaku yang terpuji untuk rela menerima segala sesuatu yang telah dimiliki. Qanaah juga berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Makna qanaah bisa menjaga seseorang dari sifat rakus, serakah, atau selalu kekurangan.

Namun, sifat qanaah bukan berarti bermalas-malasan dan tidak mau berusaha atau bekerja. Sebagai muslim, penting memahami bahwa semua manusia perlu selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kehidupan yang sukses. Orang yang mengetahui tentang makna qanaah, tentu akan merasa nyaman dengan usaha yang telah dilakukannya. Karena dengan itu mereka dapat mengontrol sifat-sifat tercela yang ada pada dirinya.

Seorang yang qanaah adalah seorang yang ridha atas pemberian-Nya terhadap rezeki yang diterima dan niscaya akan bersyukur kepada Allah Sang Pemberi Rezeki. Dia menganggap dirinya sebagai orang yang kaya. Sebaliknya, jika tidak berlaku qanaah, yang ada adalah selalu merasa kurang, menganggap sedikit pemberian Allah, sehingga tidak akan memperoleh kehidupan yang baik. 

Seorang ahli hikmah mengatakan, "Saya menjumpai bahwa orang yang paling banyak berduka adalah mereka yang ditimpa penyakit dengki. Dan yang paling tenang kehidupannya adalah mereka yang dianugerahi sifat qanaah." (Ihya 'Uluum ad-Diin)

Qanaah akan membentengi kita dari sifat yang tercela seperti hasad atau dengki. Tidak jarang dikarenakan kedengkian, seseorang melakukan berbagai perbuatan dosa, baik itu menggunjing, mengadu domba, berdusta atau bahkan berbuat khianat dan tidak amanah dalam urusan harta, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebaliknya, seseorang yang qanaah akan menempuh cara yang halal dalam mencari rezeki, bukan menerjang yang haram.

Seseorang yang qanaah adalah yang memiliki keyakinan dan tidak mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan Allah. Dia tidak dengki kepada seorangpun atas rezeki yang ditetapkan Allah dan tidak mencela seorang pun atas sesuatu yang tidak diberikan Allah kepadanya. Sesungguhnya rezeki tidak akan diperoleh dengan ketamakan dan tidak akan tertolak karena kebencian. 

Sesungguhnya Allah swt, dengan keadilan, ilmu, dan hikmah-Nya, menjadikan ketenangan dan kelapangan ada di dalam rasa yakin dan ridha kepada-Nya. Sebaliknya akan menjadikan kegelisahan dan kesedihan ada di dalam keragu-raguan (tidak yakin atas takdir Allah) dan kebencian (atas apa yang telah ditakdirkan Allah).

Sementara itu, tawadhu adalah satu dari sejumlah sifat mulia yang wajib ada dalam diri seorang insan yang bermakna tunduk dan merendahkan hati. Adapun lawannya adalah sombong dan angkuh. Tawadhu (rendah hati) adalah ridha jika dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari yang sepantasnya.

Tawadhu adalah sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi sehingga lebih dari yang semestinya. Adapun melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak.

Rasulullah SAW menjanjikan bahwa siapa bertawadhu karena Allah, niscaya Zat Yang Mahatinggi akan meninggikan kedudukannya, memperbagus kehormatannya, dan mengangkat derajatnya di akhirat, sebagaimana disampaikan dalam sebuah kutipan HR Muslim, No. 2588, "Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya".

Artinya bagi seorang insan yang rendah hati, Allah Ta'ala akan meninggikan derajatnya di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia. Sedangkan di akhirat, Allah Ta'ala akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya karena sifat tawadhunya di dunia. (Syarh Shahih Muslim, 16:142)

Dengan menjadikan qanaah dan tawadhu dalam menjalankan kehidupan kita, maka kita akan merasakan hal-hal berikut:

  • Jiwa merasakan rasa aman, nyaman dan tentram;
  • Selalu toleran dan tidak mudah menyerah saat berada dalam kondisi yang tidak diinginkan;
  • Selalu merasa cukup dan optimis bahwa Allah swt akan menjamin rezeki makhluk-Nya jika mau berusaha dan ikhtiar;
  • Merasakan terus semangat dan tetap semangat saat melakukan segala hal dalam menjalankan kehidupan, baik itu dalam berbisnis atau pun bekerja;
  • Sebagai kontrol diri agar tidak mudah terjerumus ke dalam keserakahan ketika mendapatkan rezeki yang terus menerus datang.

Wallahua'alam bishowab

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun