Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Donor Darah di Masa Muda, Sehat Optimal di Masa Tua

12 September 2022   08:19 Diperbarui: 12 September 2022   08:36 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Donor darah yang dilakukan secara rutin diharapkan akan mengurangi kekentalan darah (Photo by Merza Gamal)

Donor darah adalah sebuah bentuk sedekah mulia kehidupan dari yang ada dalam tubuh kita sendiri. Darah sampai saat ini masih belum bisa diproduksi oleh pabrik, sehingga jika seorang pasien membutuhkan darah untuk menyelematkannya, maka harus didapat dari darah orang lain yang mau mendonorkannya secara sukarela.

Ternyata, mendonorkan darah bukan hanya bermanfaat bagi yang menerima darah, tetapi juga sangat bermanfaat bagi si pendonor sendiri. Pendonor darah akan memiliki kesehatan yang optimal dibandingkan tidak donor darah.

Donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya. Mendonorkan darah, menurut penelitian medis, akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh yang diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung. 

Kelebihan zat besi akan membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk aterosklerosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah). Menurunnya angka masalah penyakit jantung terutama terlihat pada para pendonor yang tidak merokok.

Pada wanita yang telah mengalami menopause, mendonorkan darah akan mengurangi kadar zat besi dalam darahnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan saat mereka masih haid. Ketika seorang wanita masih memiliki siklus haid, maka zat besi dikeluarkan pada saat menstruasi.

Donor darah yang dilakukan secara rutin 3-5 kali setahun, atau setiap 2-3 bulan sekali, diharapkan akan mengurangi kekentalan darah, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. 

Melalui proses donor darah, sistem produksi sel-sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.  

Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar setelah donor darah dan metabolisme tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Setelah 24 jam berdonor, volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu. Dengan demikian, pendonor tidak perlu khawatir akan kekurangan darah. Menyumbang darah sama sekali tidak akan mengurangi kekuatan tubuh.

Image: Donor darah yang dilakukan secara rutin diharapkan akan mengurangi kekentalan darah (Photo by Merza Gamal)
Image: Donor darah yang dilakukan secara rutin diharapkan akan mengurangi kekentalan darah (Photo by Merza Gamal)

Mungkin hal tersebutlah yang membuat Kakek Merza yang sudah mendekati kepala 6, alhamdulillah tetap sehat  dan tidak punya keluhan terhadap berbagai ganguan metabolisme tubuh yang terkait dengan sirkulasi darah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun