Oleh karena itu, eksekutif perusahaan harus dapat memastikan bahwa fokus pada budaya semakin meningkat sekarang, dengan kondisi insan perusahaan tidak lagi harus selalu berada di kantor untuk bekerja. Hubungan yang kita ciptakan setiap hari, keputusan yang kita buat, interaksi yang kita miliki, semuanya itu adalah budaya perusahaan.
Budaya perusahaan terjadi baik karena desain atau default, jadi mengapa perusahaan tidak mendesainnya dengan sengaja berdasarkan bagaimana eksekutif perusahaan ingin organisasi perusahaan bekerja.
Budaya perusahaan sangat berkaitan dengan "pemikiran sistem", yang berarti perusahaan perlu menghubungkan bagaimana insan perusahaan bekerja dengan apa yang sedang organisasi perusahaan kerjakan, yang merupakan strategi perusahaan, dan mengapa organisasi melakukannya sebagai pegejewantahan tujuan perusahaan. Semua hal itu saling berhubungan. Dengan demikian, jika strateginya berubah, perusahaan juga perlu melihat budaya perusahaan dan perilaku insan perusahaan.
Banyak pihak telah berpikir tentang budaya sebagai hal yang terpisah, tetapi sesungguhnya budaya adalah benar-benar merupakan bagian integral dari bisnis. Budaya perusahaan adalah sesuatu yang perlu diciptakan bersama dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, dan perlu ditinjau secara konsisten, terutama pada titik perubahan utama.
Saat ini bekerja tidak lagi harus di kantor dan banyak yang dilakukan secara hybrid, sehingga langkah pertama bagi para eksekutif dalam melihat budaya perusahaan adalah dengan mengevaluasi kembali nilai-nilai perusahaan dan melangkah lebih jauh dalam mewujudkan budaya perusahaan.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H