Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chairil Anwar Sang Pembawa Pengaruh Besar Sastra Indonesia

31 Juli 2022   16:42 Diperbarui: 31 Juli 2022   16:51 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Chairil Anwar,  Sang Pembawa Pengaruh Besar Sastra Indonesia (Photo: Commons Wikimedia)

Image: Salah satu buku kumpulan puisi Chairil Anwar (Photo: goodreads.com)
Image: Salah satu buku kumpulan puisi Chairil Anwar (Photo: goodreads.com)

Selama hidupnya, Chairil Anwar hanya bisa menempuh Pendidikan MULO Medan sampai kelas dua karena pindah ke Jakarta bersama ibunya. Meski Chairil berpendidikan MULO, namun buku-buku yang dibaca Chairil juga berasal dari Hogere Burger School (HBS). Setelah itu, Chairil Anwar belajar sendiri dan ia juga aktif belajar bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman. 

Oleh karena itu, Chairil Anwar akhirnya bisa membaca dan mempelajari sastra dunia yang ditulis dalam bahasa asing serta membuatnya bisa menerjemahkan beberapa karya penyair asing.

Chairil Anwar menerjemahkan puisi RM Rilke (Jerman), H. Marsman (Belanda), E. du Perron (Belanda), J. Slauerhoff (Belanda), dan Nietzsche (Jerman). Chairil Anwar juga menerjemahkan puisi Multatuli De Laatste Dag Der Hollanders op Jawa dengan judul "Day Akhir Olanda di Jawa".

Beberapa puisi terjemahan Chairil Anwar adalah "The Raid" karya John Steinbeck dengan judul "Kena Gempur", "Le Retour de l'enfant prodigue" karya Andre' Gide (Prancis) yang diterjemahkan dengan judul "Pulanglah Dia Anak yang Hilang".

Meski hidupnya tidak lama, tetapi bisa dikatakan bahwa keinginan Chairil Anwar untuk hidup seribu tahun lagi sepertinya terlaksana melalui karya-karya yang diciptakannya. Dan, karya-karyanya tersebut hingga kini terbukti masih digemari banyak orang.

Chairil Anwar semasa hidupnya, bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45 dan puisi modern Indonesia oleh H.B. Jassin. Karya-karya Chairil Anwar begitu berpengaruh pada masanya dan membantu berkembangnya puisi kontemporer di Indonesia.

Karya-karya Chairil Anwar banyak yang tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Karya puisi Chairil Anwar, yang asli, modifikasi, atau yang diduga dijiplak, bisa dilihat dalam buku kompilasi yang berjumlah tiga buah buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, yakni "Deru Campur Debu" (1949), "Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus" (1949), dan "Tiga Menguak Takdir" (1950).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun