Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World

Bagaimana Gen Z Mengonsumsi Berita

6 Juli 2022   14:43 Diperbarui: 6 Juli 2022   14:53 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Gen Z tidak membeli surat kabar cetak seperti generasi terdahulu (by Merza Gamal)

Temuan dari penelitian News Media Alliance menarik dalam hal peluang yang mereka hadirkan untuk outlet berita. Gen Z menekankan pada berita yang kredibel, akurat, dan berdasarkan fakta. Gerai berita yang menerapkan wawasan akan memiliki keunggulan tersendiri.

Gen Z ingin melihat diri mereka tercermin dalam berita mereka, dan mereka ingin merasa diakui. Gen Z mengutamakan otentisitas, keluarga dan hak pilih, diikuti oleh penyebab sosial yang penting bagi mereka seperti keadilan sosial/hak sipil/diskriminasi rasial (54%), lingkungan/perubahan iklim (50%), dan hak-hak perempuan (50%). Konten lain yang diinginkan Gen Z  mencakup nasihat keuangan, kesehatan dan kebugaran, serta karier. Untuk berita lokal, Gen Z tertarik dengan cuaca, acara/seni dan hiburan, dan berita lain tentang kota mereka.

Selain menginginkan berita yang kredibel, Gen Z juga tidak ingin berita yang membosankan. Gen Z  sangat tertaril dengan visual, video, dan aplikasi serta situs yang mudah dinavigasi. Gen Z adalah pelanggan berita yang sedang naik daun, dan outlet berita harus siap untuk meningkatkan permainan mereka untuk menarik dan mempertahankan mereka sebagai pembaca setia. Hal tersebut bukan hanya tentang berita, tetapi harus menjadi suatu paket.

Menurut Mantan CEO New York Times Mark Thompson, "Berita secara harfiah bukan daftar berita utama dan berita keras. Ini adalah objek budaya yang canggih, dan ada berita tertulis yang lebih baik dan berita yang lebih baik dilaporkan dan berita yang lebih buruk. Barang yang lebih baik, pengguna yang cerdas akan membayar, dengan cara pengguna yang cerdas akan membayar lebih untuk sepasang sepatu yang lebih baik atau mereka akan membayar lebih untuk mendapatkan akses ke TV yang lebih baik." Dan, itulah yang menjadi tuntutan Gen Z dalam mengonsumsi berita saat ini.

Sumber bacaan:

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun