Dalam perjalanan ke pulau Senoa, kita disuguhi pemandangan air laut yang jernih dengan terumbu karang yang indah. Ketika itu pula, kita disuguhi pesona gunung Ranai yang yang mempesona dengan batu raksasa dipuncaknya dengan jelas jika awan tebal tak menutupi puncaknya.
Pulau Senoa tak berpenghuni tetap, hanya ada beberapa orang yang tinggal untuk menjaga sarang burung walet dan mendiami rumah yang disediakan untuk keperluan wisata. Menara suar terletak di sisi pulau yang menandakan Pulau Senoa sebagai pulau terluar Indonesia.
Setelah tiba di Pulau Senoa, kita akan mendapi pantai dengan pasir yang benar-benar puti dan bersih. Di sini kita bisa berenang sepuasnya atau menikmati keindahan lautnya dengan snorkelling. Jika kita tidak membawa perlengkapan snorkelling, bisa disewa sebelum meneyeberang ke Pulau Senoa. Jika ingin diving, kita bisa melanjutkan perjalanan 10-15 menit dari daratan pulau Senoa untuk mendapatkan spot diving yang fantastik.
Pulau Senoa atau penduduk lokal Natuna menyebutnya Senue memiliki sebuah legenda yang tidak kalah menariknya. Dahulu kala hiduplah seorang wanita cantik Bernama Engku Fatimah yang dipersunting oleh Datuk Panglima Hitam. Namun sayangnya, walaupun Engku Fatimah cantik, tetapi mempunyai tabiat yang buruk yakni sangat pelit dan tidak mau membantu orang lain, sehingga masyarakat setempat menghindar untuk bertemu dengan beliau.
Suatu malam, saat Engku Fatimah sedang sendiri di rumah, dia mendengar suara memang-manggilnya. Ketika ia membukakan pintu muncullah sesosok makhluk raksasa berwarna hitam. Engku Fatima pun berteriak minta tolong kepada para tetangganya, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan teriakan Sang Engku karena semua tetangganya tidak ingin bertemu dengan Engku Fatima yang sombong tersebut.