Lautan Natuna dikenal sebagai sumber ikan di Kawasan Laut China Selatan, sehingga tidak heran banyak kapal nelayan asing kesasar hingga ke wilayah territorial  perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Masyarakat lokal Natuna banyak yang menjadi Nelayan sebagai pekerjaan utama. Bermacam ragam sarana yang digunakan para nelayan Natuna. Ada yang menggunakan sampan atau perahu untuk tangkapan kecil, ada pula yang enggunakan pompon atau kapal kecil bermotor untuk tangkapan yan lebih banyak,dan ada pula yang memiliki bagan yang dilarung di tengah lautan sepanjang hari. Rata-rata penangkapan ikan dilakukan pada malam hari hingga subuh menjelang.
Kali ini Kakek Merza, ingin mengajak Kompasianers untuk ikut menangkap ikan di bagan rakit yang dilarung di tengah lautan Natuna.
Bagan rakit berbentuk seperti rumah terapung yang memiliki jaring angkat, yang dalam pengoperasiannya dapat dipindah-pindah di tempat-tempat yang diperkirakan banyak ikannya. Pada bagan rakit terdapat anjang-anjang. Di kanan-kiri di bawah rumah bagan ditempatkan rakit dan bambu sebagai alas (landasan) rumah bagan sekaligus merupakan alat apung.
Untuk berpindah lokasi ke dekat tempat berkumpulkan ikan, bagan rakit ditarik oleh perahu motor. Seringkali ikan berpindah-pindah tempat sesuai musim dan gelombang laut.
Di Kepulauan Natuna, bagan rakit banyak ditemui di sekitar Pulau Sedanau. Sedanau merupakan kelurahan sekaligus ibu kota Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Sedanau merupakan wilayah terpadat dan terbanyak penduduknya di Kecamatan Bunguran Barat dan merupakan pusat perdagangan Natuna di masa lalu. Sedanau merupakan sentra perikanan di Kabupaten Natuna yang menyumbangkan 28.367 ton dari sektor perikanan laut, 116 ton dari sektor budidaya laut, dan 24 ton dari sektor budidaya rumput laut. (Menurut catatan BPS 2018).
Untuk sampai ke lokasi bagan rakit di lautan  di sekitar Pulau Sedanau, perjalanan di mulai dari Ranai, ibukota Kabupaten Natuna. Dari Ranai kita menuju Pelabuhan Binjai yang berjaraktempuh sekitar 30-40 menit dengan mobil. Kemudian kita naik feri atau jetsky selama 45 menit hinga ke Pelabuhan Sedanau.
Dari Pelabuhan Sedanau, kita istirahat sejenak menunggu sore menjelang senja untuk menuju lokasi bagan rakit di tengah lautan Natuna. Di Sedanau kitab isa menikmati aneka hidangan tradisional di berbagai kedai kopi dan rumah makan yang bertebaran sepanjang jalan Pelabuhan ke pusat kota.
Ketika senja menjelang, kita pun menuju lokasi bagan rakit dengan pompong atau kapal motor nelayan. Sampai di lokasi kita pun naik keatas bagan rakit. Kemudian pompon tadi akan menarik bagan rakit ke tengah Samudra untuk mendapatkan lokasi target penangkapan ikan.
Malam pun tiba, dan jaring yang ada dalam bagan pun diluncurkan ke dalam lautan. Tenha malam ikan-ikan mulai terjaring. Target penangkapan ikan di akhir tahun 2020 saat pandemi masih puncak di Indonesia adalah ikan teri yang akan dikirim ke Jakarta dan Pulau Jawa.
Tengah malam itu, ombak sangat kencang, sehingga bagan rakit pun terombang-ambing, hingga saudara Kakek Merza yang ikut dalam bagan rakit itu mabok dan harus tiduran hingga menjelang subuh.
Selain mendapatkan teri, kami pun mendapatkan cumi dan beberap jenis ikan yang langsung dibakar dan digorang malam itu dan disantap. Untung Kakek Merza tidakikutan mabok, sehingga bisa menikmati cumi dan ikan segar di tengah Samudra yang sedang bergejolak malam itu.
Menjelang subuh kegiatan menjala ikan teri pun usai, jala di bagan pun diangkat ke atas. Ikan pun dipisahkan dari jala dan dibersihkan dengan air. Kemudian kami pun bersiap meninggalkan bagan rakit kembali ke Sedanau. Perjalanan dari lokasi bagan rakit ke Pelabuhan Sedanau lebih kurang 45 menit dengan pompong. Sampai di Sedanau, kami pun sarapan sambil menunggu jadwal Feri kembali ke Ranai sekitar jam setengah delapan pagi.
Akhirnya kami sampai kembali di Ranai dan menuju Natuna Dive Resort sebagai base camp kami di Natuna. Banyak pengalaman wisata dan petualangan yang dapat dilakukan di Natuna selain menikmati sensasi bermalam di bagan rakit di tengah Samudra, yakni diving, snorkeling, dan hiking ke puncak Gunug Ranai, dan mengunjungi berbagai destinasi wisata dan tentu saja menikmati kuliner laut (seafood) yang luar biasa sedapnya.
Berikut video Bermalam di bagan ikan nelayan tradisional Natuna:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H