Ketika senja menjelang, kita pun menuju lokasi bagan rakit dengan pompong atau kapal motor nelayan. Sampai di lokasi kita pun naik keatas bagan rakit. Kemudian pompon tadi akan menarik bagan rakit ke tengah Samudra untuk mendapatkan lokasi target penangkapan ikan.
Malam pun tiba, dan jaring yang ada dalam bagan pun diluncurkan ke dalam lautan. Tenha malam ikan-ikan mulai terjaring. Target penangkapan ikan di akhir tahun 2020 saat pandemi masih puncak di Indonesia adalah ikan teri yang akan dikirim ke Jakarta dan Pulau Jawa.
Tengah malam itu, ombak sangat kencang, sehingga bagan rakit pun terombang-ambing, hingga saudara Kakek Merza yang ikut dalam bagan rakit itu mabok dan harus tiduran hingga menjelang subuh.
Selain mendapatkan teri, kami pun mendapatkan cumi dan beberap jenis ikan yang langsung dibakar dan digorang malam itu dan disantap. Untung Kakek Merza tidakikutan mabok, sehingga bisa menikmati cumi dan ikan segar di tengah Samudra yang sedang bergejolak malam itu.
Menjelang subuh kegiatan menjala ikan teri pun usai, jala di bagan pun diangkat ke atas. Ikan pun dipisahkan dari jala dan dibersihkan dengan air. Kemudian kami pun bersiap meninggalkan bagan rakit kembali ke Sedanau. Perjalanan dari lokasi bagan rakit ke Pelabuhan Sedanau lebih kurang 45 menit dengan pompong. Sampai di Sedanau, kami pun sarapan sambil menunggu jadwal Feri kembali ke Ranai sekitar jam setengah delapan pagi.
Akhirnya kami sampai kembali di Ranai dan menuju Natuna Dive Resort sebagai base camp kami di Natuna. Banyak pengalaman wisata dan petualangan yang dapat dilakukan di Natuna selain menikmati sensasi bermalam di bagan rakit di tengah Samudra, yakni diving, snorkeling, dan hiking ke puncak Gunug Ranai, dan mengunjungi berbagai destinasi wisata dan tentu saja menikmati kuliner laut (seafood) yang luar biasa sedapnya.
Berikut video Bermalam di bagan ikan nelayan tradisional Natuna: