Financial Time edisi 3 Mei 2022 menyampaikan bahwa pada bulan Maret 2022, terlihat 4,5 juta pekerja di Amerika berhenti dari pekerjaan mereka dan 11,5 juta posisi terbuka. Kondisi tersebut, menurut Departemen Tenaga Kerja Ammerika Serikat merupakan angka tertinggi sejak Desember 2000.
Secara keseluruhan, jumlah pekerjaan yang tersedia hampir dua kali lipat jumlah pengangguran. Hal tersebut berarti pekerja yang masih memiliki pekerjaan ditambah  dengan mereka yang mencari pekerjaan baru, memiliki prospek yang lebih baik dari sebelumnya dan lebih sedikit alasan untuk tetap bertahan.
Sementara itu The Wall Street Journal edisi 30 April 2022 menyatakan bahwa pada saat pengusaha memikirkan kembali konvensi tempat kerja, ada satu hal yang sangat menjengkelkan: tinjauan kinerja tahunan, sehingga menjadi seperti acara ulang tahun yang tidak bahagia.Â
Studi demi studi telah mengungkapkan bahwa ulasan tahunan menunjukkan sedikit hal yang berguna tentang apa yang diunggulkan (dan diperjuangkan) oleh pekerja dan apa yang mereka sukai (dan tidak suka) lakukan.
Padahal hal tersebut, seharusnya menjadi faktor yang sangat menentukan apakah mereka engaged (terlibat) di dalamnya, bekerja atau cenderung untuk pergi.Â
Lebih buruk lagi, ulasan tahunan mengurangi orang ke peringkat numerik dengan cara yang dapat membuat mereka mempertanyakan seberapa besar organisasi menghargai mereka.
Kondisi krisis pandemi Covid-19 yang sulit telah banyak membuat orang mengundurkan diri secara masal. Namun seiring dengan meredanya pandemi, tidak membuat tren pengunduran diri masal tersbut ikut mereda.
Menurut McKinsey On Point, 27 Mei 2022, bagi pengusaha, Pengunduran Diri Masal yang terjadi selama pandemi Covid dan terus berlanjut hingga saat ini, mungkin tampak seperti masalah bisnis beriku: "Bagaimana kita mempertahankan tenaga kerja yang efektif?". Akan tetapi, sesungguhnya kondisi tersebut merupakan masalah manusia yang membutuhkan solusi secara kemanusiaan pula.
Insan pekerja berduka di berbagai tingkatan, dan jarak fisik serta pekerjaan jarak jauh telah membuat mereka memiliki lebih sedikit orang yang dapat mereka hubungi. Mengakui kesulitan-kesulitan ini adalah langkah pertama untuk membantu orang pulih.
Seorang veteran militer, Adria Horn, (Letnan Kolonel di US Army Reserve dan Wakil Presiden Eksekutif Tenaga Kerja di Tilson Technology Management) menyamakan pengalaman menyesuaikan diri dengan gangguan pandemi dengan bekerja dari jarak jauh dan kembali bekerja dengan pengalaman pulang dari penempatan militer, yakni menemukan kondisi membingungkan dan mengecewakan karena keadaan tidak seperti dulu. Hal tersebut merupakan perasaan baru bagi banyak pekerja sehingga tentu saja mereka merasa mengalami masalah.