Beberapa ahli mengatakan NFT adalah gelembung yang siap meletus, seperti dot-com yang menggila atau Beanie Babies.Â
Sementara yang lain percaya NFT akan tetap ada, dan mereka akan mengubah investasi selamanya. NFT umumnya dibangun menggunakan jenis pemrograman yang sama dengan cryptocurrency, seperti Bitcoin atau Ethereum.
Cryptocurrency "sepadan" dengan uang fisik, artinya dapat dipertukarkan satu sama lain. Mereka memiliki nilai yang sama, maksudnya satu dolar selalu bernilai satu dolar lainnya; satu Bitcoin selalu sama dengan Bitcoin lainnya.Â
Fungibilitas Crypto menjadikannya sarana tepercaya untuk melakukan transaksi di blockchain.
Sementara itu, NFT sangat berbeda. Masing-masing memiliki tanda tangan digital yang membuat NFT tidak mungkin dipertukarkan atau sama satu dengan yang lain (karenanya, tidak dapat dipertukarkan).Â
Misalnya, satu klip NBA Top Shot tidak sama dengan EVERYDAYS walau pun keduanya sama-sama NFT. Bahkan, satu klip NBA Top Shot belum tentu sama dengan klip NBA Top Shot lainnya.
Lantas, Bagaimana Cara Kerja NFT?
NFT ada di blockchain, yang merupakan buku besar publik terdistribusi yang mencatat transaksi. Blockchain merupakan proses dasar yang memungkinkan cryptocurrency. Secara khusus, NFT biasanya disimpan di blockchain Ethereum, meskipun blockchain lain juga mendukungnya.
NFT dibuat, atau "dicetak" dari objek digital yang mewakili barang berwujud dan tidak berwujud, seperti: seni grafis, GIF, Video dan sorotan olahraga, barang koleksi, Avatar virtual dan kulit video game, Sepatu kets desainer. Musik, dan lain sebagainya.Â
Bahkan, tweet juga bisa menjadi objek NFT. Sebagai contoh, pendiri Twitter Jack Dorsey menjual tweet pertamanya sebagai NFT seharga lebih dari $2,9 juta.