Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2022 yang berlangsung di Davos, Swiss pada tanggal 22-26 Mei 2022 diharapkan akan mewujudkan filosofi Forum Ekonomi Dunia tentang dampak kolaboratif, multistakeholder, menyediakan lingkungan kolaboratif yang unik untuk terhubung kembali, berbagi wawasan, mendapatkan perspektif baru, dan membangun komunitas dan inisiatif pemecahan masalah.
Dengan latar belakang friksi dan keretakan global yang semakin dalam, pertemuan ini akan menjadi titik awal untuk era baru tanggung jawab dan kerja sama global.
Pertemuan Tahunan WEF dihadiri oleh 50 kepala negara dan pemerintahan dan 300 perwakilan pemerintah, untuk berbagi visi mereka bagi dunia. Lebih dari 1.250 pemimpin dari sektor swasta ikut berpartisipasi, bersama dengan hampir 100 Inovator Global dan Pelopor Teknologi, yakni perusahaan rintisan dan peningkatan teknologi dan bisnis yang memiliki pengaruh di dunia.
Masyarakat sipil akan diwakili oleh lebih dari 200 pemimpin dari LSM, wirausahawan sosial, akademisi, organisasi buruh, kelompok berbasis agama, dan lebih dari 400 pemimpin media dan pers liputan. Pertemuan Tahunan 2022 di Davos juga mempertemukan generasi muda, dengan 100 anggota Komunitas Pembentuk Global dan Pemimpin Muda Global Forum berpartisipasi.
Pertemuan Tahunan WEF dipusatkan di sekitar tema "History at a Turning Point: Government Policies and Business Strategies" (Sejarah di Titik Balik: Kebijakan Pemerintah dan Strategi Bisnis). Pertemuan tersebut terjadi pada momen geopolitik dan geo-ekonomi paling penting dalam tiga dekade terakhir dan dengan latar belakang pandemi sekali dalam satu abad.
Perang di Ukraina dan tragedi yang diakibatkannya membutuhkan tindakan moral global. Para pemimpin akan mengatasi tantangan kemanusiaan dan keamanan yang mendesak saat mereka secara bersamaan memajukan prioritas ekonomi, lingkungan, dan sosial yang sudah lama ada -- semuanya sambil memperkuat fondasi sistem global yang stabil.
Kejelasan visi dan kesatuan tujuan akan sangat penting untuk membuat kemajuan melawan kompleksitas dunia multipolar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Filosofi aksi kolektif telah bertahan selama lebih dari 50 tahun dan tidak pernah lebih dibutuhkan dari sekarang. Pertemuan tersebut merupakan titik awal untuk era baru tanggung jawab dan kerja sama global yang menjadituntutan saat ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam pertemuan WEF ini terkait: kerjasama global; penyeimbangan kembali ekonomi; masyarakat, kesetaraan dan kesehatan global; alam, makanan dan iklim; transformasi industri; serta inovasi, tata kelola, dan keamanan siber.
Fokusnya adalah pada pengaturan strategi untuk dampak, membangun batas baru, menciptakan skenario masa depan yang layak dan memberikan solusi ambisius untuk masalah terbesar dunia.
Selama dua tahun terakhir, Forum Ekonomi Dunia (WEF) telah memperkuat inisiatif dampaknya, yang menangani masalah mulai dari Covid-19 dan perubahan iklim hingga pendidikan serta tata kelola teknologi dan energi.Â
Hal tersebut merupakan Reskilling Revolution, yakni sebuah inisiatif untuk memberikan 1 miliar orang pendidikan, keterampilan, dan pekerjaan yang lebih baik pada tahun 2030; inisiatif tentang metrik dan pengungkapan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) universal untuk mengukur kapitalisme pemangku kepentingan; dan inisiatif 1 Triliun pohon, untuk melindungi pohon dan hutan kita serta memulihkan ekosistem planet ini.
Indonesia juga ikut serta dalam Forum Tahunan WEF ini dengan sejumlah delegasi. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam siaran pers yang disampaikan pada hari Selasa (24/5/2022) menyebutkan target Indonesia dalam WEF 2022 adalah menemukan solusi atas berbagai masalah global, yang sedang terjadi saat ini guna pemulihan ekonomi dunia.
Keikutsertaan Indonesia dalam Forum Tahunan WEF 2022 merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia, tidak hanya dengan mitra kerja pemerintah, tetapi juga pelaku usaha global.
Menteri Lutfi dijadwalkan akan  menjadi panelis dan menyampaikan kata penutup pada sesi Country Strategy Dialogue on Indonesia yang akan membahas sejumlah isu, yaitu Presidensi G-20 Indonesia; Trade, Investment, and Indsutry Working Group (TIIWG), Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023; serta ekonomi digital ASEAN.
Dalam Forum Tahunan WEF 2022 tersebut juga terdapat Paviliun Indonesia yang dibuka oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Davos, Swiss, Senin (23/05/2022) waktu setempat.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin  menyampaikan peluang investasi baru di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang besar untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan fokus pembahasan di WEF mengenai isu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sesuai dengan misi dalam presidensi G20 tahun 2022.Â
Dalam gelaran WEF 2022, Menperin terus melakukan pertemuan dengan berbagai perusahaan otomotif agar untuk menaruh investasi industri Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
Menurut Menperin, "Pemerintah sangat yakin bahwa investasi mobil listrik di Indonesia akan sangat baik. Tidak hanya bicara mengenai bahan baku atau raw material, soal nikel dan turunannya tapi juga potensi market-nya. Sehingga Pemerintah RI akan terus membantu dan memastikan agar investasi di sektor ini dapat berhasil."
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H