Kita bisa melakukannya minimal dari hal-hal kecil sehingga hajatnya tercukupi. Setelah itu, barulah kita berusaha memenuhi hajat orang-orang di sekitar kita, lalu orang-orang yang lebih jauh lagi jaraknya.
Salah satu contoh memenuhi hajat orang terdekat kita, dapat kita simak dalam sebuah hadits yang menyebutkan bahwa, "Jika seorang suami memberi istrinya air minum, maka dia beri pahala." (Shahih Al-Jami', No. 602)
Padahal, ini hanya sekadar memberi air minum yang tampak sepele dan ringan. Lantas, bagaimana pula jika dia senantiasa memberi minum istrinya dengan ilmu agama, nasihat kebaikan, kecerian wajah dan akhlak yang mulia? Ah, tidak akan mampu kita untuk menghitung besaran pahalanya.
Oleh karena itu, senantiasalah berbuat baik, membantu orang-orang di sekitar kita untuk memenuhi hajatnya agar kita bisa meraih banyak pahala meskipun Ramadhan sebagai bulan penuh pahala besar telah berlalu.
Wallahualam bishowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H