Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Tradisi Hari Rayo Anam yang Hampir Punah di Riau dan Sumatera Barat?

8 Mei 2022   09:13 Diperbarui: 9 Mei 2022   20:45 3897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Makan bajamba di Hari Rayo Anam (by erza Gamal)

Dengan adanya tradisi ini dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan antara masyarakat serta terjalinnya rasa kebersamaan dalam prinsip hidup bergotong royong dan saling berbagi antar sesama masyarakat.

Tradisi mandoa dan ratik tagak pada Hari Rayo Anam ini sudah jarang dilakukan saat ini, walau ada beberapa kaum (suku) yang masih melestarikannnya di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat dan Kabupaten Kampar Riau.

Pemerintah Kabupaten Kampar di Riau dan Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat, beberapa tahun terakhir (sebelum pandemi Covid-19) mencoba kembali membangkitkan tradisi ini. 

Semoga upaya membangkitkan kembali tradisi Hari Rayo Anam/Onam ini tidak semata-mata untuk kepentingan pariwisata, tetapi juga untuk membangkitkan kembali semangat umat dalam melaksanakan dan menyegerahkan puasa sunnah enam hari Syawal sebagai penyempurna puasa wajib Ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun