Dengan adanya tradisi ini dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan antara masyarakat serta terjalinnya rasa kebersamaan dalam prinsip hidup bergotong royong dan saling berbagi antar sesama masyarakat.
Tradisi mandoa dan ratik tagak pada Hari Rayo Anam ini sudah jarang dilakukan saat ini, walau ada beberapa kaum (suku) yang masih melestarikannnya di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat dan Kabupaten Kampar Riau.
Pemerintah Kabupaten Kampar di Riau dan Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat, beberapa tahun terakhir (sebelum pandemi Covid-19) mencoba kembali membangkitkan tradisi ini.Â
Semoga upaya membangkitkan kembali tradisi Hari Rayo Anam/Onam ini tidak semata-mata untuk kepentingan pariwisata, tetapi juga untuk membangkitkan kembali semangat umat dalam melaksanakan dan menyegerahkan puasa sunnah enam hari Syawal sebagai penyempurna puasa wajib Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H