Ramadhan telah berlalu. Saat Ramadhan terasa ringan menjalankan berbagai ibadah untuk memperkuat iman dan menggapai ketaqwaan. Demikian pula dengan shalat malam (tahajud), banyak godaan untuk meneruskan tidur yang nyenyak dibandingkan bangun di tengah keheningan malam untuk berkhalwat, memadu kasih  dengan Sang Maha Kekasih.
Mengapa kita malas Tahajud, tidak bersemangat shalat malam, tidak sedih saat terlewat qiyamullail? Padahal, shalat malam itu sangat istimewa, pahalanya teramat besar, dia pun adalah benteng kokoh yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka.
Tidak hanya itu, taman-taman surga Allah Ta'ala jadikan sebagai tempat kembali orang-orang yang istiqamah menjalankannya (QS Adz-Dzriyt, 51:15-18).
Itulah mengapa, nafsu amat berat menunaikannya, setan pun sangat bersemangat untuk menghalangi seorang hamba dari shalat malam.
Apabila kita perinci lebih mendalam, setidaknya ada tujuh penyebab utama tentang mengapa shalat malam terasa berat dan malas. Apa sajakah itu?
Pertama; Lemah Iman.
Kalau kuat iman, seseorang pasti akan sangat cinta, rindu dan bahagia menghadap-Nya pada penghujung malam. Sesungguhnya, shalat pada waktu itu akan terasa nikmat lagi amat berkesan bacaannya. Bukankah seorang kekasih senang berjumpa dengan kekasihnya?
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan pada waktu itu lebih berkesan." (QS Al-Muzzammil, 73:6)
Kedua; Â Awam Ilmu Agama.
Andaikan seseorang tahu dalil, keutamaan, rahasia, hikmah, keajaiban, manfaat, indahnya Tahajud, dia pasti akan menjaganya.
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat pada waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS Az-Zumar, 39:9)
Ketiga; Terlalu Cinta Dunia.
Saat orang telah menjadi budak dunia, dia akan sangat dilelahkan dan disibukkan dengannya sepanjang siang dan malam. Andaikan bangun malam, dia pun bangun karena target dunia semata.
"Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta sampai kalian masuk ke dalam kubur." (QS At-Taktsur, 102:1-2)
Keempat; Budak Nafsu.
Seseorang yang gemar bermaksiat akan terhalang dari shalat malam. Kepuasan dan kesenangannya hanya ada pada maksiat dan bukan pada taat.
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS Yusuf, 12:53)
Kelima; Banyak Mengonsumsi Barang Haram.
Dia menjadi berat untuk menunaikan shalat lima waktu, apalagi shalat malam. Andai pun shalat dia melakukannya dengan rasa berat dan malas. Sesungguhnya, tubuh yang tumbuh dari yang haram akan menjadi tempat bersemayamnya energi maksiat yang melemahkan diri untuk beribadah.
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (QS At-Taubah, 9:54)