Ramadhan telah berlalu 5 hari. Jika Ramadhan adalah bulan pelatihan, maka Syawal adalah bulan peningkatan. Oleh karena, maka kita harus melakukan improvement terhadap perbuatan-perbuatan baik untuk meningkatkan iman yang telah dilatih selama Ramadhan.
Dalam Islam, berbuat baik kepada tetangga termasuk bagian dari keimanan. Saking utamanya berbuat baik kepada tetangga, Rasulullah SAW sampai bersabda:
"Tidak bosan-bosannya Jibril mengingatkanku menyangkut tetangga (untuk berbuat baik kepadanya), sampai aku berpikir kalau tetangga termasuk ke dalam ahli waris" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Terkait hal ini, 'Aisyah ra. pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang tetangga yang harus diprioritaskan dalam mendapatkan kebaikan. "Ya Rasulullah, aku punya dua tetangga. Kepada siapakah aku memberi hadiah?"
Beliau menjawab, "Kepada (tetangga) yang terdekat pintunya denganmu" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Apabila di antara tetangga tersebut ada yang memiliki hubungan kekerabatan, manakah yang harus didahulukan: apakah tetangga yang paling dekat ataukah tetangga yang punya hubungan persaudaraan walaupun lebih jauh?
Imam Al-Baghawi menjelaskan, "Jika seseorang ingin memberi hadiah kepada tetangganya, hendaklah dia memulai dari yang terdekat pintunya, lalu yang berikutnya.
Jika di antara tetangga itu ada hubungan kekerabatan, hendaklah dia memulai dengannya walau dia paling jauh pintunya. Kemudian, kembali kepada yang paling dekat pintunya. Sesungguhnya, kedekatan kekerabatan itu lebih diutamakan daripada dekatnya pertetanggaan."
Marilah kita perhatikan setelah Ramadhan berlalu, apakah hubungan pertetanggaan kita dalam keadaan baik. Jangan-jangan kita malah tidak kenal atau tidak tahu siapa nama tetangga sebelah rumah kita.Â
Nauzubillah min dzalik...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H