Hari ini kita sedang menjalani puasa ke-21, artinya kita sudah masuk dalam 10 hari terakhir Ramadhan atau sudah mendekati garis finis sebelum kita merayakan Idul Fitri.
Pada setiap perlombaan selalu ada yang disebut finalis. Disebut finalis karena bisa bertahan sampai akhir. Jika ada yang bertahan maka ada juga yang gugur atau tidak bertahan. Di awal perlombaan banyak peserta itu biasa. Seiring waktu maka mulai berguguran dan yang bertahan itulah finalis. Demikian pula dengan Ramadhan.
Finalis Ramadhan adalah mereka yang mampu bertahan di 10 hari terakhir. Finalis Ramadhan harus lebih baik lagi dibandingkan 20 hari awal. Jika di awal biasa saja, maka di 10 hari terakhir harus maksimal.
Agar kita dapat memasuki garis finis dengan baik, maka lakukanlah ibadah yang terbaik. Sedekahlah terbaik. Bacalah Al Qur'an terbaik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di 10 hari terakhir mengencangkan sarungnya. Tidak mendekati istrinya. Beliau iktikaf di masjid. Menghidupkan malamnya dengan shalat. Mengkhatamkan Al Quran dalam sekali shalat lail. Jadi semalam 30 juz. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "amalan itu dinilai di akhirnya."
Jika pada awal Ramadhan kita belum atau tidak mampu menyambut dengan baik karena masih kurang ilmu dan waktu, maka tutup atau akhiri dengan yang terbaik. Maksimalkan 10 hari terakhir. Jadilah finalis Ramadhan yang tidak pernah menyerah kecuali jadi pemenang...
Pada pertandingan sepakbola saat injury time di babak final semua pemain akan habis-habisan. Bahkan penjaga gawang juga maju ikut menyerang. Kemenangan yang diraih saat final dan injury time akan menjadi kemenangan yang terindah. Bagi yang kalah itu juga menjadi kekalahan tak terlupakan yang paling menyakitkan.
Namun, tentu saja ada perbedaan finalis Ramadhan dan sepakbola. Pada finalis Ramadhan semua bisa jadi juara. Lawannya bukan orang lain tapi diri sendiri. Siapa yang mampu menjaga semangat amalannya maka bisa jadi pemenang. Siapa yang malas maka itulah yang kalah. Oleh karena itu di akhir Ramadhan mari perbanyak doa, istighfar, shalat dan tilawah.
Hidupkan malamnya untuk meraih Lailatul Qadr yang lebih baik dari 1000 bulan. Siapa yang beribadah pada malam itu, maka pahalanya lebih dari 83 tahun 4 bulan beribadah di bulan di luar Ramadhan.
Jangan sampai menyesal karena menjadi pecundang Ramadhan saat perayaan Idul Fitri tahun ini. Tidak ada jaminan masih ada umur sampai tahun depan untuk Kembali bertemu Ramadhan. Mari isi tiap detik di akhir Ramadhan dengan amal ibadah terbaik.
Terus Semangat!!!Â
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H