Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Iktikaf Sebagai Media Mendekatkan Diri dengan Sang Maha Kekasih

22 April 2022   18:36 Diperbarui: 22 April 2022   18:40 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Itikaf by Merza Gamal

Maka, seseorang harus bisa membiasakan diri untuk berbahagia ketika sendirian dengan Allah, karena akan ada waktu yang panjang di mana ia akan sendirian di alam barzakh. Jika dia telah terbiasa berbahagia tatkala sendirian dan berduaan dengan Allah, maka akan mudah baginya untuk merasakan kebahagiaan di alam tersebut.

Demikianlah hakikat dari iktikaf, yaitu fokus kepada Allah. Hal ini senada dengan perkataan yang diucapkan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambalirahimahullah,

"(hakikat iktikaf adalah) memutuskan hubungan dari makhluk-makhluk, untuk berhubungan dengan sang Khalik."

Sebelas bulan lebih kita telah sibuk berinteraksi dengan banyaknya orang, baik itu terhadap istri, anak-anak, teman bergaul, rekan kerja, dan yang lainnya. Maka, sudah sepantasnya di sepuluh hari tersebut (akhir Ramadan) seseorang hendaknya mengkhususkan waktunya untuk fokus kepada Allah dan memaksimalkan ibadah kepada-Nya.

Jika kita perhatikan, maka kita akan menjumpai bahwasanya Nabi Muhammad SAW dahulu sangat serius dalam beriktikaf. Bahkan, beliau sampai membuat kemah di masjid yang di mana mayoritas waktunya dihabiskan di sana. Hal ini menunjukkan bagaimana perhatian beliau yang sangat besar dalam beriktikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.

Sangat disayangkan ketika iktikaf di zaman ini menjadi sebuah sunah yang kurang disukai oleh sebagian orang. Mereka tidak merasa bahagia dengan beriktikaf karena merasa harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan, seperti kebiasaan berbahagia bersama orang lain, tempat tidurnya yang nyaman, rumahnya yang lapang, suasana yang ia rasakan, semua itu harus berubah agar ia dapat fokus berduaan dengan Allah di tempat yang terbaik yaitu masjid. Oleh karenanya, ketika seseorang justru fokus beriktikaf dan bahagia dengan berduaan dengan Allah, maka sungguh dia akan mendapatkan kebaikan-kebaikan yang sangat banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun