Salah satu adab pada bulan Ramadhan adalah menggiatkan diri dalam berderma, baik dengan harta, ilmu, tenaga, ataupun akhlak yang mulia, bahkan menjadi pendonor darah pun adalah tindakan kedermawanan yang merupakan sedekah kehidupan mulia.
Sesungguhnya, memadukan antara puasa dan kedermawanan (memberi makanan bagi orang yang berpuasa) termasuk faktor kunci yang akan memasukkan seseorang ke dalam surga.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, di surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya tampak dari luar.
(Surga ini) disediakan oleh Allah bagi orang yang memberi makanan, melembutkan (membaguskan) pembicaraan, menyambung puasa (gemar melakukan puasa sunnah), dan shalat di waktu malam saat manusia tengah tertidur pulas." (HR Ahmad, 5:343 dan Ibnu Majah, No. 2137)
Allah Ta'ala adalah Zat Yang Mahapemurah dari semua yang pemurah. Dan, kepemurahan atau kemahadermawanan Allah Ta'ala semakin berlipat ganda pada beberapa waktu tertentu, terkhusus pada bulan Ramadhan.
(Dia bukakan pintu rahmat seluas-luasnya. Dia ijabah doa-doa orang yang berdoa. Dia lipat gandakan pahala kebaikan para hambaNya. Pada saat bersamaan, Dia pun menghapuskan dosa-dosa mereka).
Berkenaan dengan kepemurahan-Nya turun satu ayat khusus (dalam rangkaian ayat tentang shaum Ramadhan), yaitu surat Al-Baqarah ayat 186.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Rasulullah SAW pun hamba paling pemurah di antara yang pemurah, dengan petunjuk dan bimbingan Rabbnya, menjadi berlipat kemurahatian dan kedermawanannya pada bulan Ramadhan.
Sahabat Ibnu Abbas ra. berkata, "Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan dan kedermawanan beliau akan bertambah-tambah pada bulan Ramadhan ketika Malaikat Jibril menemui beliau.