Dan sejatinya, ada beragam gambar dari kenikmatan duniawi yang hadir di hadapan qalbu manusia. Ini sebagaimana Allah Ta'ala firmankan dalam Al-Quran:
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) ... (QS 'Ali 'Imrn, 3:14)
Jika semua gambaran ini mendominasi qalbu, bagaimana mungkin gambaran cinta kepada Allah, kepada Rasulullah dan Al-Quran bisa masuk ke dalamnya? Nyaris tidak mungkin.
Namun kabar baiknya, ada satu amalan yang apabila kita istiqamah menunaikannya, niscaya gambar keimanan kepada Allah bisa menggantikan gambar-gambar dari kenikmatan dunia.
Apakah itu? Qiyamullail, shalat malam, atau Tahajud, inilah jawabannya. Dengan qiyamullail, cermin dan gambaran di hati kita hanya satu. ALLAH!
Maka, amatlah benar apa yang dikatakan Dr. Abdullah Azzam dalam salah satu tulisan pada bukunya, "Penawar Lelah Pengemban Dakwah", yaitu:
"Wahai saudaraku, shalat malam adalah madrasah utama yang akan mengajarimu apa itu hati yang bening. Dia akan mendidikmu untuk meneteskan air mata tobat, khusyuk, dan ketundukan kepada Allah. Dia akan memberimu kekuatan baru untuk beramal saleh.
Dia akan membekalimu dengan ketawakalan kepada Allah. Dia akan mengisi jiwamu dengan keberanian. Shalat malam akan menjadikan hatimu kuat lagi dipenuhi cahaya keimanan.
(Andai diibaratkan), shalat malam adalah pohon besar nan rindang yang menaungi hati dan anggota badan sekaligus. Setiap saat pohon itu memberikan hasilnya dengan seizin Rabb-nya."
Marilah menjelang akhir Ramadhan ini kita perbanyak Tahajud kita agar menjadi pohon besar nan rindang yang menaungi qalbu kita.
Wallahualam bishowab.