Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita.
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.
Betapa senyum beliau masih ada di situ...
Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita di Ramadhan ini. Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir...
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah...
Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi kebahagiaan.
Jangan jadikan Penghalang sebagai hambatan, tetapi jadikan sebagai pendorong aktivitas.
Sehalus-halusnya musibah adalah ketika kedekatan kita denganNya perlahan-lahan terenggut dan itu biasanya ditandai dengan menurunnya kualitas ibadah.