Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Nusantara: Jejak Sejarah Masjid Agung Sumedang dengan Kubah Mirip Pagoda

3 April 2022   08:15 Diperbarui: 3 April 2022   16:30 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Mimbar Masjid Agung Sumedang  antiksesuai dengan aslinya (by Merza Gamal)

Bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke kota Sumedang atau pun para musafir yang sedang lewat, coba melangkahlah ke Masjid Agung Sumedang. Perhatikan baik-baik bentuk kubah masjid, lalu kita akan menemukan keunikan. Ya, bentuknya mirip pagoda!

Masjid Agung Sumedang dianggap memiliki nilai sejarah tinggi yang perlu dilestarikan sehingga dilindungi oleh Undang-Undang Kepurbakalaan Badan Arkeologi Republik Indonesia, karena selain berusia ratusan tahun, Masjid ini juga menjadi salah satu saksi bisu perjalanan panjang sejarah penyebaran Agama Islam di Nusantara pada umumnya dan di Kabupaten Sumedang pada khususnya.

Image: Masjid Agung Sumedang yang memiliki nilai sejarah tinggi (by Merza Gamal)
Image: Masjid Agung Sumedang yang memiliki nilai sejarah tinggi (by Merza Gamal)

Masjid Agung Sumedang berada di lingkungan kaum, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, terletak di samping alun-alun kota Sumedang, di seberang Kantor Polisi Militer.

Image: Masjid Agung Sumedang berdampingan dengan Alun-alun Kota (by Merza Gamal)
Image: Masjid Agung Sumedang berdampingan dengan Alun-alun Kota (by Merza Gamal)

Masjid Agung dibangun pada tahun 1850 masehi di atas tanah wakaf Rd. Dewi Aisah, konon pembangunannya digagas oleh Pangeran Soegih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata, Bupati Sumedang tahun 1836-1882.

Image: Masjid Agung Sumedang dibangun tahun 1850 oleh Pangeran Soegih (by Merza Gamal)
Image: Masjid Agung Sumedang dibangun tahun 1850 oleh Pangeran Soegih (by Merza Gamal)

Dari cerita yang berkembang secara lisan dan turun temurun di masyarakat, konon saat pembangunan Masjid Agung Sumedang secara kebetulan bertepatan dengan masuknya sejumlah imigran dari daratan Tiongkok yang hidup nomaden ke Sumedang. Salah satu bentuk pengabdian mereka adalah membantu mendirikan Masjid Agung Sumedang, sehingga tidak heran kubah masjid berbentuk mirip pagoda.

Image: Kubah Masjid Agung Sumedang mirip arsitektur pagoda (by Merza Gamal)
Image: Kubah Masjid Agung Sumedang mirip arsitektur pagoda (by Merza Gamal)

Bentuk mimbar Masjid Agung Sumedang sangat antik dan dibiarkan berdiri dalam bentuk aslinya, dengan empat tiang yang dicat keemasan dan bangunan kecil dengan atap limas. Tempat khatib berdiri dibuat dengan empat trap sebagai tangga dan tempat duduknya seperti singgasana kerajaan.

Image: Mimbar Masjid Agung Sumedang  antiksesuai dengan aslinya (by Merza Gamal)
Image: Mimbar Masjid Agung Sumedang  antiksesuai dengan aslinya (by Merza Gamal)

Tempat imam berada di belakang mimbar menimbulkan suasana yang khusyuk dan syadu di dalam Masjid Agung Sumedang yang telah berusia hampir dua ratus tahun.

Image: Tempat imam berada di belakng mimbar, bukan di samping seperti kebanyakan masjid (by Merza Gamal)
Image: Tempat imam berada di belakng mimbar, bukan di samping seperti kebanyakan masjid (by Merza Gamal)

Masjid Agung Sumedang sangat unik dengan banyaknya tiang penyangga bangunan, yang berjumlah 166 tiang. Konon hal tersebut adalah ciri khas arsitektur Masjid kuno dan antik bergaya abad ke 19.

Image: Tiang penyangga Masjid Agung Sumedang berjumlah 166 (by Merza Gamal)
Image: Tiang penyangga Masjid Agung Sumedang berjumlah 166 (by Merza Gamal)

Menara Masjid Agung yang artistik masih kokoh hingga saat ini dan bangunan dibawahnya menjadi kantor kegiatan Remaja Masjid.

Image: Menara Masjid Agung Sumedang (by Merza Gamal)
Image: Menara Masjid Agung Sumedang (by Merza Gamal)

Di atas pintu masuk Masjid Agung tercantum tahun pendirian masjid pada tahun 1850. Masjid ini menjadi sejarah perkembangan Islam di daerah Sumedang ratusan tahun yang lalu dan simbol pemersatu masyarakat tempatan dengan para perantau Tiongkok 200 tahun berselang.

Image: Pintu yang menunjukkan pembangunan Masjid Agung Sumedang pada tahun 1850(by Merza Gamal)
Image: Pintu yang menunjukkan pembangunan Masjid Agung Sumedang pada tahun 1850(by Merza Gamal)

Image: Masjid Agung Sumedang  yang dibangun tahun 1850 sebagai simbol pemersatu masyarakat asli dan pendatang dari Tiongkok
Image: Masjid Agung Sumedang  yang dibangun tahun 1850 sebagai simbol pemersatu masyarakat asli dan pendatang dari Tiongkok

Masjid ini banyak menjadi persinggahan para wisatawan dan musafir lintas Jawa Barat-Jawa Tengah, serta yang siap-siap mudik menjelang Idul Fitri di Ramadhan tahun ini.

Image: Teras Masjid Agung Sumedang yang menjadi tempat persinggahan lintas Jawa Barat-Jawa Tengah (by Merza Gamal)
Image: Teras Masjid Agung Sumedang yang menjadi tempat persinggahan lintas Jawa Barat-Jawa Tengah (by Merza Gamal)

Jika Anda melewati atau sedang berada di Sumedang, selain membeli tahu sumedang yang terkenal itu, jangan lupa mampir di Masjid Agung Sumedang apalagi jika waktu sholat tiba.

Image:  Jelajah Nusantara Kakek Merza ke Masjid Agung Sumedang
Image:  Jelajah Nusantara Kakek Merza ke Masjid Agung Sumedang


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun