Eksekutif senior di perusahaan terkemuka mengungkapkan komitmen mereka untuk beralih dari manajemen risiko defensif ke sikap berwawasan ke depan berdasarkan ketahanan strategis (Resilience Strategic).
Dalam dunia yang bergejolak, ketahanan merupakan prasyarat yang semakin penting untuk kinerja perusahaan. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kejutan besar bagi kesehatan masyarakat, dengan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan.Â
Krisis telah secara dramatis menunjukkan kepekaan ekonomi terhadap guncangan permintaan serta kerentanan industri terhadap gangguan rantai pasokan. Selanjutnya, pandemi menyebar di lingkungan yang ditentukan oleh percepatan perubahan iklim dan tuntutan yang semakin mendesak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Di atas tekanan kesehatan masyarakat dan lingkungan, perusahaan tunduk pada banyak tantangan bisnis, ketidakpastian sosial, dan ketegangan geopolitik. Arus yang mengganggu termasuk percepatan digitalisasi, ancaman siber, dan inflasi serta volatilitas harga.Â
Laju perubahan yang dinamis membuat gangguan sulit diprediksi, bahkan ketika mereka tumbuh dalam tingkat keparahan dan frekuensi. Oleh karena itu, perusahaan di semua industri perlu merencanakan hal-hal yang tidak terduga dan membangun kemampuan respons mereka terlebih dahulu.
Krisis pandemi juga mengungkapkan nilai sebenarnya dari manajemen ketahanan bagi para pemimpin bisnis. Mereka menyadari bahwa rencana darurat krisis mereka berperan penting untuk mengelola melalui krisis. Meskipun besarnya pandemi dan efek dominonya secara umum tidak dapat diperkirakan sebelumnya, proses dan prosedur yang dilakukan perusahaan telah membuktikan diri (atau tidak) dalam kondisi yang sangat sulit.
McKinsey baru-baru ini mendukung Federation of European Risk Management Associations (FERMA) dalam survei komprehensif tentang dampak pandemi terhadap ketahanan perusahaan.Â
Survei tersebut mendapat tanggapan dari lebih dari 200 eksekutif senior dan profesional risiko dan asuransi, yang mencerminkan berbagai sektor industri dan negara. Survei tersebut menyelidiki pandangan tentang relevansi bagi organisasi, kemampuan untuk mengelola ketahanan strategis, dan pentingnya ketahanan di dalam dan di seluruh fungsi perusahaan, termasuk strategi, operasi, dan risiko.
Para eksekutif mengungkapkan bahwa di masa lalu, fokus manajemen risiko mereka adalah pada sejumlah kecil risiko yang terdefinisi dengan baik, terutama risiko keuangan. Mereka menyatakan bahwa sekarang, risiko mencakup mandat manajemen ketahanan yang lebih luas. Hal tersebut dijalin ke dalam pengembangan strategi jangka panjang di organisasi teratas, membantu perusahaan menavigasi lingkungan operasi yang jauh lebih dinamis.