Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Nusantara: Jejak Sejarah Masjid Raya Pangkalan Koto Baru

27 Maret 2022   05:30 Diperbarui: 27 Maret 2022   06:31 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Masjid Raya Pangkalan Koto Baru (by Merza Gamal)

Pangkalan Koto Baru, merupakan ujung dari Sumatera Barat yang menjadi pangkalan jalan ke Pekanbaru saat ini. Apabila kita dari Riau, Pangkalan kita temui sebelum kita menuju Kelok Sembilan yang fenomenal.

Dahulu kala, Pangkalan juga menjadi pangkal pelabuhan kapal-kapal ke Riau saat belum ada jalan raya yang menghubungkan Riau-Sumatera Barat sebelum abad ke19. Jadi  nama Pangkalan ini disebabkan oleh banyaknya kapal-kapal yang berpangkalan disana.

Image: Jembatan di depan Masjid Raya Pangkalan yang menghubungkan Riau-Sumatera Barat (by Merza Gamal)
Image: Jembatan di depan Masjid Raya Pangkalan yang menghubungkan Riau-Sumatera Barat (by Merza Gamal)

Nagari Pangkalan adalah pelabuhan besar dan ramai di waktu silam yang dikenal sebagai Sungai Mahek.

Dari lokasi itu, para saudagar menempuh jalur perdagangan menuju Sungai Kampar hingga muaranya di Selat Sunda. Setelah itu ke Malaysia, Singapura sekarang, dan beberapa negara lain.

Image: Dahulu kala merupakan jalur pelayaran Sumatera Barat - Riau hungga ke Singapura (by Merza Gamal)
Image: Dahulu kala merupakan jalur pelayaran Sumatera Barat - Riau hungga ke Singapura (by Merza Gamal)

Di atas bekas pelabuhan kuno tersebut saat ini ada jembatan yang menghubungkan jalan raya Riau-Sumatera Barat. Dan di tepian Sungai Mahek berdiri bangunan masjid raya Koto Baru nan megah.

Image: Masjid Raya Pangkalan Koto Baru kini (by Merza Gamal)
Image: Masjid Raya Pangkalan Koto Baru kini (by Merza Gamal)

Penduduk Pangkalan Koto Baru terdiri atas empat suku besar, di antaranya Piliang, Melayu, dan Chaniago dengan 12 ninik mamak atau pemangku adat.

Image: Balai Adat di sebelah Masjid Raya Pangkalan Koto Baru (by Merza Gamal)
Image: Balai Adat di sebelah Masjid Raya Pangkalan Koto Baru (by Merza Gamal)

Dari dahulu kalanya memang kehidupan masyarakat pangkalan sangat suka untuk berdagang atau berniaga yang waktu itu masih melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu. Sekitar tahun 1800-an para saudagar pangkalan yang kembali dari Sambas Kalimantan usai berdagang membawa 2 buah mimbar masjid melewati sungai siak, Riau. Satu buah mimbar untuk masjid Raya Pangkalan saat ini, dan yang satu lagi untuk masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau karena kebanyakan warga masyarakat pangkalan merantau ke Pekanbaru, Riau waktu itu.

Image: Mimbar Masjid Raya Pangkalan Koto Baru kembaran dengan Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru (by Merza Gamal)
Image: Mimbar Masjid Raya Pangkalan Koto Baru kembaran dengan Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru (by Merza Gamal)

Image: Mimbar kembar Masjid Raya Pangkalan Koto Baru dan Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru (File by Merza Gamal)
Image: Mimbar kembar Masjid Raya Pangkalan Koto Baru dan Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru (File by Merza Gamal)

Mimbar yang di kirim ke pangkalan melalui sungai melewati nagari Taratak Buluah saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu.

Image: Masjid Raya dan Balai Adat Masyarakat Pangkalan Koto Baru (by Merza Gamal diphoto tanggal 26-03-2022)
Image: Masjid Raya dan Balai Adat Masyarakat Pangkalan Koto Baru (by Merza Gamal diphoto tanggal 26-03-2022)

Awalnya, arstitektur mesjid ini yang bergaya Bodi Caniago: atapnya berupa tungkuih nasi bersusun. Ini menandakan bahwa orang Koto Baru menganut kelarasan Bodi Caniago.

Image: Masjid Raya Pangkalan bergaya Bodi Caniago sebelum direnovasi menjadi gaya arsitektur Eropa. (by Merza Gamal)
Image: Masjid Raya Pangkalan bergaya Bodi Caniago sebelum direnovasi menjadi gaya arsitektur Eropa. (by Merza Gamal)

Namun seiring renovasi yang dilakukan arsitektur masjid berubah menjadi bergaya Eropa.

Image: MAsjid Raya direnovasi bergaya Eropa pada tahun 1936 (by Merza Gamal)
Image: MAsjid Raya direnovasi bergaya Eropa pada tahun 1936 (by Merza Gamal)

Saat ini Masjid berada di bawah jalan raya lintas Riau- Sumatera. Masjid ini menjadi tempat persinggahan untuk shalat para musafir atau traveler yang melewati lintas Riau-Sumatera Barat.

Image: Panorama Masjid Raya Pangkalan Koto Baru dari arah perkampungan masyarakat (by Merza Gamal)
Image: Panorama Masjid Raya Pangkalan Koto Baru dari arah perkampungan masyarakat (by Merza Gamal)

Banyak sejarah tersimpan di lokasi sekitar Masjid Raya Pangkalan Koto Baru.

Image: Masjid Raya Pangkalan KOto Baru dari jalan Lintas Riau-Sumatera Barat (by Merza Gamal)
Image: Masjid Raya Pangkalan KOto Baru dari jalan Lintas Riau-Sumatera Barat (by Merza Gamal)

Jangan lupa, jika Anda sedang dalam perjalanan Riau-Sumatera Barat, mampir di sini, apalagi jika bertepatan dengan waktu sholat.

Image: Kakek Merza di bekas Pelabuhan  di sisi Masjid Raya Pangkalan Koto Baru
Image: Kakek Merza di bekas Pelabuhan  di sisi Masjid Raya Pangkalan Koto Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun