Saat mengunjungi Siak Sri Indrapura, Balai Kerapatan Tinggi sering luput dari perhatian wisatawan yang liburan ke Kabupaten Siak. Biasanya traveler kebih tertarik ke Istana Siak yang dibangun saat kepemimpinan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889.Â
Sedangkan Balai Kerapatan Tunggi dibangun tahun 1888 atau satu tahun sebelum Istana Kesultanan Siak dibangun. Dulu digunakan sebagai tempat rapat sultan dan para staf untuk mendiskusikan pemerintahan dan sebagai tempat persidangan.
Bangunan Balai Kerapatan Tinggi Siak berbentuk panggung yang memiliki dua lantai. Bangunannya berbentuk persegi empat berukutan 30,8 x 30,2 m.
Di teras kiri Bangunan terdapat perahu dan kereta kencana yang sering digunakan sebagai transportasi raja dan keluarga kesultanan Siak tempo dulu.
Balai Kerapatan Tinggi memiliki dua pintu masuk, yaitu dari sungai dan dari jalan raya. Pintu utama menghadap ke sungai. Karena dulu transportasi utama di Siak adalah kapal-kapal kecil yang melintas di Sungai.
Di ruang utama Balai Kerapatan Tinggi dipajang Replika Mahkota Raja Siak yang dibuat dari emas, dihiasi permata berlian dan mirah, bermotif filigri dengan berbagai teknik. Mahkota asli Sultan Syarif Kasim II, setelah bergabung dengan Indonesia, diberikan kepada pemerintah RI untuk kemudian diserahkan dan dipamerkan di Museum Nasional Jakarta.
Balai Kerapatan Tinggi Siak juga memajang Mata uang yang berlaku di Kesultanan Siak Sri Indrapura, Dokumen-dokumen penting masa kejayaan Kesultanan Siak, Foto-foto masa kolonial Belanda.
Lantai dasar dan ruang utama Balai Kerapatan Adat dihubungkan oleh 2 buah tangga. Satu tangga besi spiral dan yang satunya lagi terbuat dari kayu di sebelah barat gedung. Setelah vonis pengadilan, tangga besi digunakan oleh pihak yang tidak bersalah, dan tangga kayu akan digunakan oleh pihak yang bersalah.
Menarik bukan, jadi jangan lupa jika berkunjung ke Siak, selain ke istana & masjid Sultan Siak, juga mampir ke Balai Kerapatan Tinggi Siak Sri Indrapura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H