Ketiga, Mengejar solusi virtual dan tatap muka sebagai pelengkap yang kuat (versus pengganti).Â
Jangan lupa berapa banyak yang telah dicapai secara virtual. Insan-insan telah membangun kekuatan untuk menyambung kembali koneksi yang sebelumnya terputus dengan keluarga dan teman jarak jauh secara online selama pandemi; hangouts virtual dan cara kreatif lainnya telah muncul untuk memenuhi kebutuhan koneksi sosial.
Sementara banyak pemberi kerja mungkin siap untuk kembali hadir secara langsung, penelitian McKinsey menemukan bahwa hampir tiga perempat insan perusahaan yang disurvei ingin bekerja dari rumah dua hari atau lebih per minggu. Organisasi harus mengharapkan dan mempersiapkan campuran tim virtual dan tim tatap muka. Salah satu perusahaan produk konsumen menangani hal ini melalui kebijakan berbasis aktivitas.
Perusahaan berfokus secara eksklusif pada apakah pekerjaan sedang diselesaikan, memberdayakan insan perusahaan untuk memiliki kendali penuh atas bagaimana dan di mana.Â
Hal tersebut memungkinkan kelompok insan perusahaan yang berbeda, seperti pekerja yang lebih muda atau orang tua, untuk menyesuaikan model kerja mereka dengan preferensi dan kebutuhan mereka.
Penelitian Great Attrition McKinsey telah menunjukkan bahwa menciptakan rasa memiliki dan memperkuat ikatan relasional dapat menjadi kunci untuk menarik dan mempertahankan bakat.Â
Dengan menggunakan ketiga strategi ini untuk memperkuat ikatan sosio-emosional---melalui interaksi tatap muka yang bertujuan dan interaksi virtual yang bijaksana---organisasi lebih mungkin untuk membangun kembali hubungan pribadi yang dekat dan mendukung di antara insan perusahaan di dunia kerja hybrid.
Ketiga strategi tersebut di atas merupakan tindakan langsung yang dapat dilakukan para pemimpin perusahaan untuk mempertahankan dan menarik bakat pada saat insan perusahaan berbondong-bondong meninggalkan pekerjaan mereka.Â
Dengan demikian, perusahaan dapat mempertahankan talenta yang berkinerja terbaik, menciptakan nuansa yang muncul di industri yang berbeda, kemampuan beradaptasi sebagai penangkal kelelahan, implikasi terhadap kekurangan tenaga kerja dan apa yang harus dilakukan, bagaimana membangun rasa kebersamaan dalam lanskap insan baru perusahaan, memperhatikan pentingnya pengalaman insan perusahaan melalui dukungan sosioemosional sebagai perekat sosial organisasi, terutama dalam menghadapi era Nextnormal pasca pandemi Covid-19.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H